Di tanah yang subur, hati yang busuk,
Koruptor penjajah, bermain dengan bom waktu.
Menggenggam kekuasaan, merampas hak rakyat,
Demi kepentingan pribadi, segala dilakukan dengan nyata.
Mereka tak peduli, derita yang tercipta,
Hanya harta dan kuasa, itulah yang dicita.
Dalam jubah kebohongan, mereka berlindung,
Sementara rakyat jelata, terus terpinggirkan dalam duka yang mendalam.
Dari zaman dulu hingga kini,
Koruptor penjajah, terus bertindak serupa dalam hening.
Menghisap darah negeri, tanpa ampun dan belas kasihan,
Meninggalkan luka yang dalam, di hati bangsa yang terhimpit dalam penjara kelam.
Tapi tak berkecamuklah, kegelapan selamanya,
Harapan masih menyala, di ujung cakrawala.
Rakyat yang bersatu, dengan tekad yang teguh,
Akan menggulingkan tirani, meraih kemerdekaan yang sejati dengan terus berjuang.
Bersama-sama, kita melangkah maju,
Menghadapi koruptor penjajah, dengan keberanian yang nyata.
Bersihkan tanah air, dari belenggu korupsi yang meraja,
Agar generasi mendatang, dapat merasakan kebebasan yang hakiki, tiada tara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H