Mohon tunggu...
Priesda Dhita Melinda
Priesda Dhita Melinda Mohon Tunggu... Guru - Ibu dari 2 orang anak perempuan dan juga seorang guru yang ingin terus belajar

Contact : 08992255429 / email : priesda@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dia Itu Suamiku

22 Februari 2018   10:01 Diperbarui: 22 Februari 2018   10:10 711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: solo.tribunnews.com

"Dia istriku" jawab suamiku tegas. Perempuan itu tampak kaget sekaligus malu padaku. "Maaf, aku nggak bisa lagi sama kamu. Bersamamu adalah kesalahan" kata Dani sambil menarik tanganku dan mengajakku keluar.

"Tapiiii... kamu janji mau nikahin aku" katanya lagi mengejar kamu.

"Ya maaf, aku berbohong denganmu. Aku menyesal, tapi aku akan lebih menyesal lagi kalau sampai aku meninggalkan istriku" kata Dani.

"Tapi..." perempuan itu masih mengejar kami.

"Aduuuhh... perutku mulas" kataku memotong pembicaraan. Dengan sigap Dani menuntunku ke mobil. Perempuan itu terus mengejar, tapi Dani tak lagi menghiraukan. Kami sudah berada di mobil dan Dani langsung menstarter mobil.

Dari kaca spion aku melihat perempuan itu tampak berteriak-teriak karena marah. Aku melihat Dani suamiku yang sekarang ada di sampingku. Aku perhatikan lagi wajahnya. Dia melihat ke arahku. "Maafin aku ya sayang, aku benar-benar khilaf. Sekarang aku mau jadi suami dan ayah yang baik untuk kamu dan anak kita" katanya sambil mengelus perutku. Aahhh.... inilah aku. Aku begitu lemah dengannya. Melihat tatapan mata dan permintaan yang tulus itu tak sanggup aku kalau harus marah padanya. Baiklah semua telah berlalu, anggap saja ini perjalanan dalam rumah tanggaku. Sekarang aku harus bersiap untuk berjuang menyambut anakku, seperti dalam mimpiku kemarin.

 ****

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun