Pendidikan vokasi harus menjadi prioritas dalam sistem pendidikan Indonesia. Kurikulum harus disesuaikan dengan kebutuhan industri, termasuk pelatihan berbasis teknologi. Pemerintah dapat bekerja sama dengan perusahaan untuk menyediakan program magang dan pelatihan bagi siswa dan mahasiswa, bahkan juga program penyerapan lulusan ke industri juga bisa menjadi langkah yang strategis dalam penguatan SDM.Â
2. Membangun Ekosistem Inovasi
SDM yang unggul harus didukung oleh ekosistem inovasi. Pemerintah dapat memberikan insentif kepada pelaku industri yang berinvestasi pada pengembangan SDM melalui pelatihan teknologi, penelitian, atau pengembangan start-up. Hal ini akan mendorong terciptanya lapangan kerja baru berbasis kreativitas.
3. Memperluas Digitalisasi Pendidikan
Teknologi digital dapat menjadi solusi untuk mengatasi ketimpangan akses pendidikan. Pemerintah perlu mempercepat digitalisasi pendidikan di daerah tertinggal melalui infrastruktur internet yang memadai, platform pembelajaran daring, pelatihan guru agar lebih melek teknologi, dan integrasi pembelajaran coding ke dalam kurikulum peserta didik juga bisa menjadi langkah memperluas digitalisasi pendidikan.
4. Mengintegrasikan Nilai-Nilai Karakter
Kualitas SDM tidak hanya diukur dari keterampilan teknis, tetapi juga dari karakter. Pendidikan karakter, seperti disiplin, integritas, dan semangat kewirausahaan, harus menjadi fokus di setiap jenjang pendidikan. Hal ini dapat diperkuat melalui program ekstrakurikuler dan kerja sama dengan komunitas lokal.
5. Reformasi Kebijakan Ketenagakerjaan
Regulasi ketenagakerjaan harus mendukung fleksibilitas dan inklusivitas di pasar kerja. Pemerintah perlu mengembangkan kebijakan yang melindungi pekerja informal, mendukung kewirausahaan, dan memberikan akses kepada pelatihan sepanjang hayat (lifelong learning).
Kesimpulan
Penguatan SDM adalah kunci untuk mewujudkan pembangunan berkualitas di Indonesia. Dengan mengintegrasikan teori, memanfaatkan fakta yang ada, dan menerapkan solusi konkret, kita dapat menciptakan SDM yang tidak hanya unggul secara kompetensi, tetapi juga berdaya saing secara global.