kecantikan Miss Universe 2023 akan digelar di El Savador pada 18 November mendatang. Sebagaimana diketahui, ajang seperti ini mengutamakan kriteria cantik fisik berbalut busana yang glamour dan seksi. Pokoknya 'sedap' dipandang mata. Indonesia pun turut menyelenggarakan ajang Miss Indonesia dalam rangka menjaring calon pemenang yang akan diikutsertakan pada ajang Miss Universe di tingkat dunia.
AjangAjang kecantikan ini tentu saja melibatkan dewan juri untuk menilai para peserta. Jelas, kriteria cantik versi Miss Universe menonjolkan paras dan body dengan diembel-embeli faktor kecerdasan/ intelegensi. Pastinya para pesertanya terbatas pada rentang usia tertentu, masih lajang, penampilannya menarik alias seksi, berparas cantik, dan umumnya tidak  memakai kerudung, meskipun pesertanya muslimah.
Wajar lah, manusia mana pun akan menyukai keindahan dan kecantikan. Belum puas melihat kecantikan wajah, para dewan juri merasa perlu melihat dan mengecek tubuh para peserta berkedok body checking. Para finalis diinstruksi untuk membuka seluruh busana mereka. Tak dapat dielak, terjadilah yang namanya pelecehan sebagaimana diberitakan media baru-baru ini.
Kompas[dotcom] misalnya menulis berita, PJ, salah satu finalis Miss Universe Indonesia mengatakan, dugaan pelecehan dalam kontes kecantikan itu bermula saat peserta diminta mengikuti fitting pakaian. Semua finalis diinstruksikan mencoba gaun untuk acara final. Namun, tiba-tiba salah satu EO acara kecantikan itu mengadakan agenda lain, yakni body checking. Menurut kuasa hukum korban lainnya berinisial N, Mellisa Anggaraini, agenda body checking tidak pernah dibahas atau disetujui kliennya pada 1 Agustus 2023. Saat body checking, N disuruh melepas semua busana yang dikenakannya. Bahkan, salah satu pihak EO memotret N. Kegiatan body checking itu dihadiri oleh laki-laki.
Pelajaran bagi Muslimah
Kalau dipikir-pikir, apa wujud nyata pagelaran  ajang miss-misssan ini bagi masyarakat? Apa pula faedah body checking bagi penyelenggaraan ajang ini? Jika memang nantinya mereka yang menang bertugas keliling dunia dan mempromosikan program-progam seperti mengentaskan kemiskinan, dll, maka wujud buka-bukaan aurat itu tidak ada gunanya.
Dugaan pelecehan kepada para finalis miss universe Indonesia harusnya menjadi renungan bersama bahwa ajang-ajang seperti ini memang rawan pelecehan. Bagi muslimah, aurat adalah anugerah yang wajib dijaga. Sedangkan kontestasi seperti miss universe justru mewajibkan aurat itu terbuka untuk umum.
Lagian, peran nyata perempuan yang jauh lebih penting adalah menjadi ibu generasi. Peran ini berusaha untuk dimandulkan oleh paham kapitalisme sekuler global dengan menghadirkan ajang eksistensi diri semacam miss universe. Para perempuan digiring untuk menyukai keglamoran alias hedonism. Capaian materi (hadiah dan gaji) dalam ajang ini memang fantasis bagi pemenang. Wajar jika banyak yang berminat mendapatkannya. Namun, risiko kemuliaan diri akan tergadai ketika perempuan muslim ikut dalam kontestasi semacam ini sebagaimana kasus yang barusaja terjadi.
Oleh karenanya, penting bagi para muslimah mencermati hakikat ajang kecantikan semacam ini. Melihatnya lebih cermat dengan kaca mata islam, bukan sekularisme sebagaimana yang banyak dipakai kebanyakan orang saat ini.
Kontes kecantikan (beauty pageant/contest, musaabaqah malikah al jamaal) adalah sebuah kompetisi yang fokus utamanya kecantikan fisik (physical beauty) para kontestannya, meski beberapa kontes juga memasukkan kriteria lain, yaitu kepribadian, kecerdasan, bakat, dan jawaban terhadap pertanyaan juri. Fokus penilaian dalam kontes kecantikan perempuan dewasa (adult) adalah rias wajah (make up), rambut dan gaun, peragaan pakaian renang (swimsuit modelling), dan wawancara pribadi. (en.wikipedia.org).
Kontes kecantikan modern di AS dirintis tahun 1865 oleh Phineas Taylor Barnum, tapi kontes itu dibubarkan karena protes publik. Kontes itu diselenggarakan setelah sebelumnya Barnum menggelar kontes-kontes kecantikan bayi, burung, dan anjing. Kontes-kontes kecantikan internasional tahunan yang utama adalah Miss World (dirintis Eric Morley tahun 1951), Miss Universe (1952), Miss International (1960), dan Miss Earth (2001). (en.wikipedia.org).