Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pertaruhan Seorang Jokowi dan Teori Sun Tzu

5 Februari 2024   13:42 Diperbarui: 6 Februari 2024   07:11 2418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Presiden Joko Widodo "ditegur dan diperingatkan secara keras" oleh sejumlah sivitas akademika lantaran tindakannya sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan disebut sudah tidak bisa lagi ditolerir.

Sivitas akademika Universitas Gadjah Mada (UGM) yang pertama menyuarakan petisi kepada Presiden Jokowi pada Rabu (31/01).

Melalui petisi yang dinamai 'Petisi Bulaksumur', mereka meminta Presiden Jokowi dan jajarannya untuk kembali ke koridor demokrasi.

Pada Kamis (01/02), sivitas akademika Universitas Islam Indonesia menyatakan sikap berjudul 'Indonesia Darurat Kenegarawanan'. Sivitas akademika UI: 'Hilangnya etika bernegara. Sivitas akademika Unandalas: 'Menolak praktik dinasti politik'disusul beberapa lainnya, tercatat hingga kini ada 27 lebih.

Ini yang berbahaya karena dari pengalaman, mahasiswa di universitas bila bergerak umumnya bisa menjatuhkan pemerintahan.

Menanggapi petisi para guru besar tersebut, koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengatakan hal itu adalah hak demokrasi. Ini, katanya, ada upaya yang sengaja mengorkestrasi narasi politik tertentu untuk kepentingan elektoral. Ini ungkapan yang menyinggung para guru besar itu, terjadi perdebatan terbuka di media arus utama yang merugikan presiden.

Arah Dukungan AS pada Pilpres Indonesia

Di samping pemberitaan DN, beberapa media asing serta penulis pro demokrasi seperti William Riddle juga menyoroti masalah pilpres dan kebijakan Presiden Jokowi.

Itu bukan sekedar artikel lepas, tapi para peneliti tersebut mewakili perspektif demokrasi rakyat negaranya terutama AS berupa penilaian berbahayanya pilpres di Indonesia.

Sedikit banyak media akan berpengaruh kepada pemerintahnya yang bahkan jelas sudah beroperasi di sini, hanya saja mereka menunggu momentum yang tepat.

Beberapa pihak bertanya kemana arah dukungan AS dalam Pilpres? Menurut persepsi penulis, memang Amerika sebagai mbah demokrasi pemerintahnya diam menyikapi masalah demokrasi di Indonesia. Tetapi mereka akan pro kepada paslon yang dinilai menguntungkan kepentingan dan keamanan nasionalnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun