Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Sikap Indonesia Mendapat "Peringatan" dari AS soal Invasi Rusia

19 April 2022   12:30 Diperbarui: 20 April 2022   06:56 618
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dewan menunjukkan pengesahan resolusi selama pemungutan suara Majelis Umum PBB pada rancangan resolusi yang berusaha untuk menangguhkan Rusia dari Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB di New York City, AS, pada Kamis (7/4/2022). (TIMOTHY A. CLARY via kompas.com)

Sebagai Presidensi G20, Indonesia tetap teguh mengundang Presiden Putin yang sedang dimusuhi AS dan sekutunya, penulis nilai merupakan titik rawan Indonesia. 

Beragam penolakan dari sekutu Barat telah muncul dan bisa saja terjadi boikot negara yang anti Rusia. Bila negara-negara G7 tidak datang, Presidensi G20 bisa dinilai gagal, kerugian citra, dan kepercayaan dunia akan merugikan Presiden Jokowi, ini bisa berimbas ke dalam negeri dengan munculnya nada sumbang pengunduran pemilu dan presiden tiga periode. Api penulis perkirakan tidak padam ada bara yang menunggu tiupan angin.

Dari indikasi sebagai bahan analisis prediksi intelijen, AS kemudian mengeluarkan pernyataan PeduliLindungi dinilai melanggar HAM, menggunakan data LSM yang tidak disebut namanya. 

Kita memang terus gencar membela diri, termasuk Mahfud MD Menkopolhukam dan Menkes menanggapinya dengan serius, tetapi apakah itu way out yang dibutuhkan?

Dunia internasional jelas mengetahui bahwa pada dasarnya pengembangan PeduliLindungi mengacu pada kesepakatan global dalam Joint Statement WHO on Data Protection and Privacy in the COVID-19 Response 2020 yang menjadi referensi berbagai negara atas praktik pemanfaatan data dan teknologi protokol kesehatan COVID-19. 

Semangat Presiden Jokowi dalam mengatasi Covid19 serta strategi para pembantu presiden yang sukses, menurut penulis herd immunity tidak lama lagi akan tercapai.

Secara umum pemerintah AS, Presiden Joe Biden juga banyak membantu memberi Indonesia vaksin covid-19, mereka tahu bahwa pola dan strategi penanganan Covid-19 Indonesia sukses besar. 

Jadi, bila lebih dicermati, sentilan AS tentang PeduliLindungi adalah warning, menyakitkan tetapi harus dibaca dengan cerdas.

Para pejabat mesti cerdik, kita dalam posisi terkena imbas konflik raksasa dunia dalam posisi kritis diantara Super Power dan Great Power yang berseteru (AS versus Rusia serta AS versus China Tiongkok). 

Menlu AS Anthony Blinken sudah ke Indonesia sudah bertemu Presiden Jokowi, Menlu Retno, dan Menko Marves Luhut Panjaitan. Juga US Deputy National Security Advisor for International Economics and G20 Sherpa Daleep Singh sudah datang, berdiskusi banyak hal tetapi bila dibaca dari perspektif intelijen intinya kedatangan tokoh AS tersebut tentang kemitraan dan pendulum. 

Nah, kini tinggal menanti kita akan diberi Carrot atau Stick?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun