Strategi besarnya menetralisir bibit perpecahan efek pilpres, selesai sudah. Akhir dari potensi konflik 2019, HTI dilarang, sebagai shock therapy, FPI yang dikenal digdaya akhirnya dibubarkan oleh pemerintah dan pemimpinnya Habib Rizieq ditangkap disidang.Â
Jelas ini membuat organisasi keras apapun mereda dan berfikir ulang. Kelompok ISIS dilumpuhkan, tokoh utamanya Aman Abdurachman dijatuhi hukuman mati, link ke ranting ISIS Syria dipotong dengan drones AS. Semua itu dikerjakan oleh sistem dibawahnya.Â
Peran Intelijen Bagi PemimpinÂ
Menurut Sun Tzu, operasi intelijen sangatlah penting dalam peperangan. Setiap langkah pasukan sangat bergantung atasnya. Tahu dirimu, tahu musuhmu. Seribu pertempuran, seribu kemenangan.Â
Presiden sangat faham memainkan peran dan operasi intelijen, BIN dipercaya tetap loyal karena memiliki kedekatan dengan PDIP, khususnya Ratu Banteng, bu Mega.Â
Bais TNI di bawah kontrol Panglima TNI dan Intel Polri dibawah Kapolri. Sehingga cukup minta informasi intelijen dari beberapa badan intelijen.
Tetapi yang terpenting Presiden faham dalam mengukur dirinya dan tahu musuhnya. Seribu tekanan, persaingan dan ancaman, kini ia meraih seribu kemenangan.Â
Seni Taktik PerangÂ
Sun Tzu; dalam teori seni taktik perang, yang terbaik dari semua adalah untuk mengambil negara lawan secara menyeluruh dan utuh. Menghancurkan dan meluluh lantakkannya tidaklah begitu bagus.
Jenderal perang yang menyerbu tanpa menginginkan ketenaran dan yang mundur tanpa memperdulikan rasa malu, dan yang dipikirkannya hanyalah cara untuk melindungi negaranya serta melayani yang baik untuk kedaulatan, adalah permata berharga dari sebuah kerajaan.Â
Pak Jokowi memiliki TNI sebagai pilar Indonesia yang dipimpin oleh Marsekal Hadi Tjahyanto, tidak ingin popular, tetapi punya wewenang komando ke pasukan. Indonesia diamankan dan dipertahankan oleh TNI dan Polri dengan perannya masing-masing.Â