Kesadaran manusia untuk beragama merupakan kesadaran akan kelemahan dirinya. Terkait dengan fenomena takdir, maka wujud kelemahan manusia itu ialah ketidaktahuannya akan takdirnya.Â
Manusia tidak tahu apa yang sebenarnya akan terjadi. Kemampuan berpikirnya memang dapat membawa dirinya kepada perhitungan, proyeksi dan perencanaan yang canggih.Â
Baca juga: Siapa Calon Panglima TNI?
Namun. setelah diusahakan realisasinya tidak selalu sesuai dengan keinginannya. "Manusia hanya tahu takdirnya setelah terjadi."
Oleh sebab itu sekiranya manusia menginginkan perubahan kondisi dalam menjalani hidup di dunia ini, manusia diperintah oleh Allah agar berusaha dan berdoa untuk mengubahnya.
Seperti juga umur dan rejeki seseorang juga sudah ditetapkan. Seorang kenalan penulus, ahli Sufi menjelaskan kepada, mohonlah tambahan nikmat rejeki dan tambahan nikmat panjang umur kepada Allah.
Usaha perubahan yang dilakukan oleh manusia itu, kalau berhasil seperti yang diinginkannya maka Allah melarangnya untuk menepuk dada sebagai hasil karyanya sendiri.Â
Bahkan sekiranya usahanya itu dinilainya gagal dan bahkan manusia itu terlalu bersedih kemudian marah dan menganggap dirinya sumber kegagalan, maka Allah juga menganggap hal itu sebagai kesombongan yang dilarang juga (Al Hadiid 57:23).Â
Terlebih parah apabila gagal kemudian dia menyalahkan orang lain dan mencari kambing hitam.
Kasad, Kasal, atau Kasau?
Syarat utama calon Panglima TNI haruslah Kepala Staf Angkatan. Dari perkembangan berita, dan terbentuknya opini publik, disebut bahwa Kasal Laksamana Yudo Margono kini sebagai calon terkuat karena giliran AL dan masih dua tahun pensiunnya. Yudo alumnus AAL 1988.Â
Sementara calon terkuat lainnya adalah Kasad Jenderal Andika Perkasa Alumnus Akmil 1987. Untuk Kasau Marsekal Fadjar peluangnya agak kecil karena Panglima TNI saat ini sama-sama satu korps dari TNI AU.Â