Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Yang Perlu Pemerintah Perhatikan dari Kemelut Partai Demokrat

18 Maret 2021   17:40 Diperbarui: 18 Maret 2021   17:52 811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam beberapa kasus yang diakui (sah secara hukum) adalah keputusan siapa Ketua Umum dan Sekjen Parpol serta AD/ART parpol.

Seperti kita tahu bahwa Parpol umumnya mempunyai patron, tetapi bila sang patron melepas kedudukan sebagai Ketua Umum, maka akan muncul petualang politik yang mengincar posisi tersebut.

Sebagai contoh, PDIP tetap kokoh karena Megawati sebagai patron masih kuat sebagai Ketum.

Demikian juga Gerindra, dimana Prabowo sebagai Patron panutan masih menjadi Ketum, juga Surya Paloh sebagai patron dan Ketum NasDem.

Dahulu Golkar yang dikontrol penuh oleh Pak Harto selama 32 tahun, dengan lepasnya kontrol sang patron, Golkar sempat goyah.

Tetapi karena tiga dekade berkuasa, Golkar sukses mencetak politisi kelas begawan, sehingga tetap kokoh walau timbul konflik internal. Beberapa tokoh utamanya bahkan mampu membuat parpol dan sukses.

Ini artinya apa? Posisi Pak SBY sebagai patron dan kini Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat secara hukum tidak kuat di Kemenkumham.

Kasus PKB adalah contoh konkret, di mana Gus Dur sebagai Godfather PKB dalam posisinya sebagai Ketua Dewan Syura, tumbang dimata hukum oleh keponakannya, Muhaimin yang diakui Menkumham sebagai Ketua Ummum PKB.

Nah, dalam kasus Partai Demokrat, setelah SBY sebagai patron melepas posisi Ketum dan dipegang anaknya AHY, maka beberapa pemain politik berani menabrak SBY, karena ada celah dan posisinya mereka nilai lemah.

KLB dimotori beberapa mantan tokoh Demokrat yang pasti tahu titik rawan eks rumah politik mereka unuk menyerang kepemimpinan AHY.

Mereka akan menyerang AD/ART hasil kongres 2020 serta istilah partai dinasti atau keluarga, inilah yang menjadi pertaruhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun