Sejak tahun 2014 tidak ada ancaman teror yang lebih menakutkan dibandingkan serangan teroris ISIS. Tetapi kini, ancaman penularan virus Corona baru telah mampu meneror 28 negara, dimana Negara China yang demikian hebat, terkuat kedua setelah AS menjadi setengah lumpuh.Â
Dari data yang ada, Indonesia dengan penduduk terbesar ke lima di dunia, kini menjadi salah satu negara yang masih bebas kontaminasi Corona. Apakah ini suatu kebetulan? Mari kita bahas dari persepsi intelijen.
Penulis percaya penuh apa yang dikatakan ayahanda, Ran Ramelan (Alm) dan tausyah beberapa kiyai besar saat dahulu mendampingi Menhan Matori Abdul Djalil (Alm) saat berkunjung ke pesantren, Kaliwungu, Lirboyo, Ploso, Buntet, Krapyak, bahwa di dunia ini tidak ada yang namanya kebetulan sebenarnya itu adalah ridha Allah semata (Intelstrat Komponen Budaya).
Teror Virus Corona, 2019-nCov
Dalam menghadapi kasus 'teror' virus Corona saat ini, negara-negara di dunia gelisah takut, epidemi ini bila tidak tertangani dengan benar akan mengganggu keamanan, ketenangan, kenyamanan hidup para warga negara di negaranya sendiri.
Penulis, menyebut Corona ini teror kesehatan yang menyerang psikologi publik di negara manapun (Intelstrat Komponen Politik, Ekonomi, Keamanan).Â
Dari teori intelijen, suatu aksi teror akan mengharapkan diberitakan media, gratis, krn konsumsi publik. Rumusnya, bunuh satu 10.000 orang takut, di beritakan ulang bunuh satu satu juta yang takut. Ini kini berlaku juga dengan Corona Virus
Begitu Virus Corona merebak di China, Presiden China, Xi Jinping, mengadakan pertemuan darurat pemerintah, mengatakan kepada para pejabat bahwa negara itu menghadapi "situasi yang sulit" karena coronavirus baru "mempercepat penyebarannya".Â
Negara sebesar dan sekuat China ini nampak tidak siap terkena unsur pendadakan, gagap terkondisikan pada momentum di saat rakyatnya akan libur dalam peringatan Imlek.
Ma Xiaowei, menteri yang bertanggung jawab atas Komisi Kesehatan Nasional China (NHC), mengatakan bahwa memerangi wabah itu rumit, terutama karena telah ditemukan bahwa virus baru (Coronavirus) dapat ditularkan bahkan selama periode inkubasi (satu sampai 14 hari) yang tidak terjadi pada SARS (sindrom pernapasan akut parah).
Fakta kain ; Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Prof. Amin Subandriyo mengatakan virus corona jenis baru yang pertama kali muncul di Wuhan, China, yakni 2019-nCov, menjadi jenis virus corona ke-7 yang diidentifikasi menginfeksi manusia.