Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Soal Natuna, Kecil Kemungkinan Terjadi Konflik Fisik RI-Tiongkok

9 Januari 2020   10:47 Diperbarui: 9 Januari 2020   17:33 719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo (kelima kanan) didampingi Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo (kiri), Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko (keenam kanan), Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (keempat kanan) dan Pangkogabwilhan I Laksdya TNI Yudo Margono (kedua kanan) meninjau kapal pengawas perikanan saat melakukan kunjungan kerja di Sentra Kelautan Perikanan Terpadu (SKPT), Selat Lampa, Natuna, Kepulauan Riau, Rabu (8/1/2020). (ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)

Karena itu Menlu Shuang menekankan pentingnya kemitraan strategis China dan Indonesia. Sementara kasus kapal ikan dan coast guard disebutkan hanya sebuah kasus kecil berupa cabang.

Dari sikon geopolitik dan geostrategis, Amerika akan penuh berada di belakang Indonesia, seperi pernah dikatakan Menhan AS terdahulu J. Mattis saat berkunjung ke Menhan RI yang lalu Ryamizard bahwa AS akan membantu Indonesia apabila terjadi konflik militer dengan China.

Ini menunjukkan besarnya keinginan AS, Indonesia menjadi mitranya. AS juga tetap menerapkan payung nuklirnya dari basis Indo-Pasifik.

Kesimpulan

Langkah antisipatif yang diambil Panglima TNI dapat dikatakan sudah tepat dan sejalan dengan arahan Presiden Jokowi, juga menunjukkan bahwa TNI selalu siap setiap saat mengantisipasi ancaman. Langkah tersebut juga telah menjawab bahwa diplomasi harus didukung kekuatan militer baru akan sukses dan dihargai negara lain.

Kunjungan Presiden Jokowi ke Natuna didampingi Panglima TNI menunjukan bahwa presiden sangat serius perihal kedaulatan. Langkah Panglima TNI sejalan dengan keinginan presiden, berbeda dengan Menko Maritim dan Menhan yang pada awalnya mengatakan pertahanan kita lemah.

Oleh karena itu saat kunjungan, di mana kedua pejabat serta menteri KKP yang berurusan dengan masalah perikanan dan kemaritiman tidak diikutkan, terbaca sebagai sebuah indikasi bahwa pimpinan nasional tidak berkenan.

Apabila pada masa mendatang pemerintah China (RRT) tetap melakukan pelanggaran wilayah tanpa peduli dengan aturan internasional, maka China akan berhadapan dengan banyak pihak, di antaranya ASEAN, Amerika, Australia, dan banyak negara lainnya. Semoga bermanfaat. (PRAY)

Oleh: Marsda Pur Prayitno Wongsodidjojo Ramelan, Pengamat Intelijen

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun