Analisis
Di tengah ketidakjelasan sikap sejumlah menteri pada Kabinet Indonesia Maju atas masuknya kapal nelayan dan kapal coast guard China ke wilayah perairan Natuna, Presiden Jokowi menegaskan bahwa kedaulatan Indonesia tidak bisa ditawar-tawar.
"Bahwa tidak ada yang namanya tawar-menawar mengenai kedaulatan, mengenai teritorial negara kita," tegas Jokowi dalam rapat kabinet paripurna di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (6/1/2020).
Kehadiran presiden beserta Panglima TNI ke Natuna untuk meninjau langsung ke trouble spot menunjukkan bahwa Indonesia serius dengan mslh kedaulatan. Selain itu kunjungan juga untuk menaikkan moril anggota TNI yang bertugas di Natuna yang agak dikhawatirkan menurun akibat statement dua Menteri tentang lemahnya pertahanan kita.
Saat meninjau kapal perang KRI Usman Harun 359 yang berlabuh bersisian dengan KRI Karel Satsuit Tubun 356, Presiden menegaskan dengan pertanyaan kepada Panglima TNI tentang ancaman kedaulatan teritorial di Natuna (12 mil dari batas luar) berupa kehadiran kapal perang asing, dijelaskan Panglima tidak ada ancaman kedaulatan teritorial.
Gangguan terjadi di wilayah ZEE, karena ada kapal ikan China yang mencuri ikan dan dikawal tiga coast guard. Mereka ini yang diusir oleh kapal perang TNI AL yang memang sudah selalu siaga di pangkalan TNI AL Selat Tampa Natuna.
Apakah konflik fisik militer Indonesia vs China akan terjadi? Menurut penulis kecil kemungkinannya. Ulah kapal ikan China pada akhir Desember lalu jelas mengacu pada suatu kepentingan, berusaha mengambil hasil laut sebanyak-banyaknya tanpa izin.
Mengingat sejarah bahwa Indonesia pernah keras saat KKP dipimpin Ibu Susi dalam menghadapi pencuri ikan di ZEE, China kini waspada, kapal ikannya dikawal coast guard.
Konsep China sejak 2007 yang mengembangkan 33.000 kapal coast guard sebagai upaya perlindungan nelayan mereka terapkan sejak 2019 di seluruh dunia, beroperasi di grey area.Â
Pemerintah China jelas paham dengan masalah ZEE Indonesia, tetapi tetap nekat dan berusaha mendapatkan hasil di Laut China Selatan. China juga ribut dengan beberapa negara tentang batas laut, di antaranya dengan Vietnam, Filipina, dan Brunai.
Di samping itu Pemerintah China (RRT) juga mengerti bahwa indonesia negara besar dan penting, dalam arti sebagai pangsa pasar, sentral kawasan serta negara yang sangat diinginkan menjadi mitra Amerika.