Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jokowi, Kriteria Tokoh Ideal bagi Saya

20 Desember 2019   07:07 Diperbarui: 20 Desember 2019   07:11 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. Jokowi bersepeda di Jogjakarta. (Foto: KOMPAS.com / WIJAYA KUSUMA)

Kalau dicermati, pada era kepemimpian keduanya, Presiden Jokowi wawasannya semakin luas dan tajam pengamatannya atas sikon Demografi (satu diantara sembilan komponen intelstrat). Pada Presidential Lecture; Interalisasi dan Pembumian Pancasila, Selasa (3/12), presiden menekankan, semua kementerian/lembaga harus melihat, harus jelas, target utamanya itu siapa?

Kita ini membawa negara sebesar ini, 260 juta. Ya mestinya target ke depannya yang ingin kita transfer nilai-nilai ini, siapa? Kita melihat struktur demografi kita, siapa? Anak-anak muda kita. Yang mau kita kejar ini karena ke depan, 129 juta anak-anak muda itu hampir 48 persen. Kalau ini (anak-anak muda) tidak mengerti masalah ideologi, enggak mengerti masalah Pancasila, berbahaya negara ini.

Ini bagian dari strategi besar yang disebutkan dalam lecturer tersebut. Kita mestinya makin paham, langkah taktis presiden dalam memilih menteri, staf khusus dan Watimpres.

Bentuk kecerdasan dan kecerdikan memprediksi the future perubahan jaman ke era digital, sekaligus menciptakan fungsi intelpam.

Sejak jaman pak Harto, musuh berbahaya bisa dinetralisir dengan dua cara, pertama, beri dia persoalan/ masalah sehingga sibuk dengn sendirinya, lupa kepada lawan, kedua, dirangkul dan diberi mainan yang disukainya. Manusia itu akan "lulut" dengan tahta, harta, dan wanita.

Nampaknya cara kedua yg dipilih. Stabilitas terjaga, teori berselancar di era perubahan dengan melakukan reformasi tidak terganggu. Kalau mengatasi lawan berbentuk negara, yang diukur kepentingannya (akan diulas lain kali).

Sedikit catatan: Perang dagang antara AS vs China mulai reda. Melansir dari CNBC pada Senin (16/12/2019), pejabat AS dan China mengumumkan pada akhir pekan lalu bahwa AS dan China akhirnya menyetujui perjanjian fase satu setelah perang dagang selama 18 bulan.

Dari persepsi intelstrat, dan penilaian Geopolitik, begitu perang reda, maka AS akan fokus mengamati Indonesia, di mana niatnya sejak 2009 ingin Malaysia dan Indonesia menjadi mitranya. 

Najib digergaji lengser karena terlalu pro China. Di sini pak Jokowi sebaiknya mengkalkulasi dengan pas. Tapi melihat beberapa langkah taktis yang smart, hal ini pasti sudah dihitung presiden dengan adviser yang hebat itu. Pray percaya.

Nah, kini apakah Jokowi tokoh ideal Pray? Sebagai pimnas, jelas 100 persen, tetapi yang dikerjakan dan dinilai bagus baru urusan dalam negeri.

Tidak apa-apa amburadul pejabat-pejabat seperti kasus Dirut Garuda yang main nyemen-nyemen itu sudah mulai ditangani. Gebrakan Erick Thohir bagus sebagai random, berani melakukan reformasi, dengan risiko menghadapi jegger-jegger yang tergusur. Saran, mohon perhatikan pam dalam fungsi intelijen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun