Mohon tunggu...
Prayitno Ramelan
Prayitno Ramelan Mohon Tunggu... Tentara - Pengamat Intelijen, Mantan Anggota Kelompok Ahli BNPT

Pray, sejak 2002 menjadi purnawirawan, mulai Sept. 2008 menulis di Kompasiana, "Old Soldier Never Die, they just fade away".. Pada usia senja, terus menyumbangkan pemikiran yang sedikit diketahuinya Sumbangan ini kecil artinya dibandingkan mereka-mereka yang jauh lebih ahli. Yang penting, karya ini keluar dari hati yang bersih, jauh dari kekotoran sbg Indy blogger. Mencintai negara dengan segenap jiwa raga. Tulisannya "Intelijen Bertawaf" telah diterbitkan Kompas Grasindo menjadi buku. Website lainnya: www.ramalanintelijen.net

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Prabowo dan Peringatan Kepala Badan Intelijen Strategis TNI

13 Mei 2019   15:22 Diperbarui: 14 Mei 2019   02:33 17759
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo saat bersama para pengusung dan pendukungnya (foto : Suara)

Polri mengumumkan teroris itu akan menyerang polsek Jatiasih dan meledakkan bom kalau terjadi people power. Tujuannya bikin chaos. Ini mainan dari sel ISIS yang pernah menciptakan khilafah versi ISIS di Suriah dan Irak tetapi gagal.

Walaupun pendukung atau simpatisan Prabowo bicara keras dan akan meluruk KPU, BPN sebagai Timses Prabowo bisa membaca situasi dan menyatakan demo-demo yang diteriakan Kivlan Zein serta Permadi, serta relawan diluar parpol koalisi, BPN menyatakan tidak terlibat.

Penulis juga mengetahui dan mengenal beberapa mantan pejabat tinggi TNI yang kini sudah purna, jelas berat resikonya bila terjadi konflik vertikal. Mereka akan ditangkap, lantas siapa yang mau pasang badan melindungi?

Menhan Ryamizard mengatakan
Menhan Ryamizard mengatakan ""Ancaman mindset ini bersifat masif, dan terstruktur yang terus berupaya urusan mindset. Melalui pengaruh budaya saat ini. Tapi yang paling kita takuti adalah memaksakan yaitu paham khilafah. Ancaman khilafah ini sudah terang-terangan ingin mengganti ideologi negara Pancasila," katanya.  (foto : koleksi pribadi)

Di politik itu pragmatis, bicara lebih kepada kepentingan belaka. Politisi Gerindra, PKS dan PAN sdh cukup puas bisa lolos ke DPR. Itu intinya, lantas apa yang mau diperjuangkan, karena mereka faham, berat untuk menang bila menempuh jalan kekerasan, itu jelas naif.

Apakah mereka mau mengorbankan kadernya saat momentum tidak menguntungkan ? Jelas terlihat, Partai Demokrat sebagai anggota koalisi mulai lepas libat, realistis, Komandan Kogasmanya bahkan sudah merapat ke Pak Jokowi. Ini strategi SBY yang mulai memperhitungkan pilpres 2024.

Sebagai penutup, ingat kisah di Singapura, Luhut Panjaitan kini meminta agar media tidak memberitakan Prabowo dengan informasi yang tidak masuk akal. Dia tidak ingin Prabowo dibuai angin-angin surga karena pemberitaan yang tidak jelas sumbernya.

"Jangan bikin berita enggak jelas kepada Pak Prabowo. Kasihan, Pak Prabowo orang baik. Jangan kita memberikan angin sorga yang enggak masuk akal," kata Luhut di Jakarta, Rabu (8/5).

Nah, bukankah saat mau kembali ke Indonesia Prabowo sudah di warning Kabais, dan sudah janji tidak akan bikin rusuh.

LBP sebagai senior kini sudah mengingatkan. Disamping itu, Menhan Ryamizard Ryacudu juga sudah mengingatkan jangan coba-coba mengerahkan people power. Pak Hendro juga memberi warning akhir-akhir ini.

Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, dan Kapolri Jenderal Polisi  Tito Karnavian, saat meninjau kesiapan pasukan (foto : journal)
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, dan Kapolri Jenderal Polisi  Tito Karnavian, saat meninjau kesiapan pasukan (foto : journal)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun