< ?xml:namespace prefix = o ns = "urn:schemas-microsoft-com:office:office" />
Â
Banyak
teman, lebih baik dari pada sedikit teman.Â
Jangan sampai tak punya
teman. Meski banyak teman jangan hanya
sekedar teman. Seperti teman se-kampung, se-kantor, se-angkatan sekolah dan
teman sebentuk lainnya. Teman model ini
hilang dari ingatan setelah tak sekantor, sepelatian dan seterusnya. Â Ia hanya ada saat bersama dan tiada ketika
mereka saling berpisah. Semua hilang tanpa kesan dan pesan. Walau mereka
bertahun-tahun bersama, tapi tak berbekas, hubungannya hambar.
Â
Ada
juga teman dekat, hal ini disebabkan karena kedekatan profesi, sesama alumni
universitas tertentu, sesasama alumni tempat kerja dan banyak bentuk kedekatan
lainnya. Mereka benar-benar dekat karena
banyak persamaan diantara mereka.Â
Berangkat dari kedekatan ini, mereka dapat saling berkomunikasi,
berkoneksi dan berinteraksi secara intensif, tanpa ada hambatan yang berarti.
Mereka benar-benar tidak terkendala birokrasi, semua berjalan alami, setara dan
apa adanya.
Â
Teman
dekat, banyak mempengaruhi sikap dan perilaku. Terkadang apa yang dikerjakan
teman dekat secara otomatis menjadi perilakunya juga. Kesamaan perilaku dengan
teman dekat ini sering kali tidak disadari, mereka saling mempengaruhi dan
terjadilah kombinasi perilaku diantara mereka. Teman dekat yang dominan, biasanya
akan menjadi referensi teman yang lain. Apakah referensi tersebut baik atau
jelek. Bila baik mereka ikut baik, jika buruk, maka buruklah semuanya.
Â
Ada
pula berteman karena bermitra kerja. Mereka saling menampakan pertemananya saat
bermitra. Saling menjajaki kedalaman hati masing-masing mitranya. Dalam waktu
dekat masing-masing dapat menilai. Selanjutnya mereka akan menentukan sikap
dalam pertemenan berikutnya. Berlanjut atau putus, bergantung kebutuhan. Bila
masih butuh mereka dapat berteman lagi, demi terpenuhi kepentingannya. Jika
sudah tak membutuhkan, putus begitu saja. Bahkan, bila ada hal yang menyakitkan
dalam bermitra, sikap berikutnya setelah putus, mereka tampak tak saling
mengenalnya, cuek tak bertegur sapa.
Â
Teman
sejati menerobos semua rintangan bentuk pertemenan di atas dan bentuk
pertemanan lainnya. Pertemanan yang tak terkait dengan profesi, agama, suku,
pekerjaan, saudara dan keturunan. Ia sama sekali tak menempatkan kepentingan
dalam hubungan pertemanan tersebut. Sebab pertemanan ini, bisa jadi merugi
secara materi, waktu, tenaga dan pikiran. Bila seperti ini, adakah teman sejati
itu ? Apakah ciri-cirinya ?
Â
Teman
sejati, bukan sekedar teman. Ia sangat peduli, perhatian dan siap berkorban
memberi bantuan semampunya tanpa pamrih. Ia selalu mengenang dan merindukannya.
Bila dekat, menyenangkan dan tak membuatnya susah. Ketika diminta bantuan, Ia
akan membantu semampunya. Bila tak sanggup membantu, tampak sedih pada raut
wajahnya, bahkan meneteskan air mata.
Â
Teman
sejati, bukan produk orang lain. Sebab teman sejati merupakan produk dari diri
sendiri. Adanya kesadaran yang mendalam untuk menjadi teman bagi yang lain.
Walau orang lain terkadang tak merasakan keberadaan teman sejati, karena teman
sejati tak memerlukan pengakuan orang lain. Teman sejati tak selalu memberi
materi, jabatan dan kehormatan duniawi. Tapi, teman sejati tak akan tega melihat temannya menderita,
hancur dalam karir dan hidup akibat perilakunya yang salah.
Â
Teman
sejati akan selalu mengingatkan kepada kebaikan dan meninggalkan keberukan. Ia
tak meninta imbalan dari apa yang dilakukan untuk kebaikan temanya. Walau
terkadang ada teman yang merasa risih dengan peran teman sejati ini. Tetapi teman sejati selalu punya cara yang
bijak untuk mengingatkan agar tak terjerumus dalam kerusakan dan kehancuran.
Â
Memang,
teman sejati tak selalu dekat secara fisik. Bisa jadi mereka saling berjauhan,
bahkan berbeda negara, tapi hati merekaÂ
terpaut. Mereka mendoakan dalam suka dan duka tanpa diminta,
bahkan lantunan doa tersebut tak diketahui oleh yang di doakan. Â Mereka bahagia, bila temannya bahagia dan
merekapun sedih, jika temannya sedang kesusahan.
Â
Betapa
bahagianya bila hidup dengan banyak teman sejati, baik yang dekat secara fisik,
maupun yang jauh. Mereka berada di lingkungan keluarga, lingkungan kerja maupun
bertetangga. Keberadaan teman sejati akan menjadikan suasana nyaman dan
tenang. Mereka akan memberi pengaruh
positif bagi individu maupun komunitas. Sangat terasa nuansa tolong menolong
dalam kebaikan, senasip seperjuangan, beretos kerja tinggi, tumbuh persaingan
sehat dan produktif.
Â
Sayang,
teman sejati tak akan hadir sendiri dari kayangan. Ia merupakan buah karya panjang para dermawan
sosial. Ia mendermakan kebaikan menjadi teman sejati bagi banyak orang. Ia rela
dengan susah payah berusaha memproduk banyak teman sejati disekitarnya. Bilapun
belum berhasil, para teman sejati tak pernah merasa rugi, minimal Ia telah
menjadi teman sejati bagi diri sendiri.
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H