Mohon tunggu...
Emanuel Pratomo
Emanuel Pratomo Mohon Tunggu... Freelancer - .....

........

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

DGN 2015: Saat Dahsyatnya Gastronomi Indonesia Membumbui Dunia

10 Desember 2015   19:43 Diperbarui: 10 Desember 2015   21:26 896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Arief Yahya (Menteri Pariwisata) dalam pengantar pembukanya mengakui bahwa negara tetangga lebih agresif dalam melakukan diplomasi kuliner di berbagai negara, seperti yang dilakukan Malaysia dan Thailand di Australia. Ada sekitar 600 resto Thailand dan 100 resto Malaysia yang berada di kota Melbourne. Sementara resto Indonesia hanya berjumlah lima puluh.

Perumpamaan ada orang yang memiliki mangga yang harum & manis di belakang rumah, tetapi tidak pernah melakukan promosi keluar rumah. Sementara ada tetangganya yang memiliki mangga yang tidak harum dan tidak manis, namun berani melakukan promosi keluar dengan mengatakan 'this is truly mango' . Dalam melakukan promosi yang hebat,  hendaknya sesuai dengan fakta yang ada di lapangan. Akan mengalami kejatuhan jika ternyata di lapangan orang tidak menemukan fakta apa yang digencarkan dalam promosi. Tahun ini Indonesia mendapatkan berbagai penghargaan destinasi halal terbaik dalam World Halal Travel Award 2015, sementara Malaysia harus gigit jari tidak mendapatkan satupun penghargaan.  

Pentingnya untuk melakukan positioning-differentiation-branding, dalam  pengembangan destinasi wisata kuliner Indonesia. Jika Thailand memiliki branding Kitchen of the World, maka agenda globalisasi akan potensi besar gastronomi pariwisata ini kita melakukan branding Indonesia Spice Up The World.

Kementerian Pariwisata telah menetapkan 30 Ikon Kuliner Tradisional Indonesia (IKTI) sebagai platform awal pengembangan kuliner tradisional Indonesia. Pada tahun ini ditetapkan 5 destinasi wisata kuliner unggulan  yaitu Bandung, Solo, Jogja, Semarang dan Bali,  berdasarkan daya tarik utama produk, pengemasan produk dan event, kelayakan pelayanan, kelayakan lingkungan, kelayakan bisnis serta peranan pemerintah daerah pengembangan destinasi wisata kuliner.

 

Pembukaan Dialog Gastronomi Nasional 2015 sekaligus peluncuran destinasi wisata kuliner - Indonesia Spice Up The World, ditandai pemukulan lumpang oleh Arief Yahya (Menteri Pariwisata), HE Casper Klynge (Dubes Denmark) dan para pengurus Akademi Gastronomi Indonesia.


 

Arief Yahya (Menteri Pariwisata) didampingi Vita Datau Messakh (Ketua Akademi Gastronomi Indonesia) sedang memberikan keterangan pers seusai peresmian pembukaan Dialog Gastronomi Indonesia 2015 dan peluncuran Destinasi Wisata Kuliner - Indonesia Spice Up The World.

 

Murdijati Gardjito (Guru Besar Ilmu Teknologi Pangan UGM) menjadi pembicara pertama yang mengangkat tema arti penting kearifan lokal bagi pelestarian warisan makanan tradisional Indonesia. Kemudian pembicara kedua membawakan tema pengembangan makanan tradisional Indonesia yang berkelanjutan (membahas kuliner Gorontalo), yang dipaparkan oleh Amanda Katili (Omar Niode Foundation). Lalu Endro Catur (Management Consultant) memaparkan tema menuju marketspace gastronomi Indonesia. Akhirnya Magdalena Wenas (Pakar Komunikasi) membahas mengenai humas dan manajemen komunikasi untuk Gastronomi Indonesia.

Setelah rehat dan makan siang, kemudian dilaksanakan workshop pararel dengan tiga tema berbeda, yaitu:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun