Setiap karakter pun punya kemampuan yang berbeda-beda. Misalnya, karakter "marksman", mereka sifatnya bisa melakukan serangan dari jarak jauh. Tapi, mereka punya kelemahan yaitu pergerakannya yang cenderung lebih lambat.
Kemudian ada juga karakter "fighter", pergerakan mereka lebih cepat tapi serangannya harus dilakukan dari jarak dekat.
Para pemain Mobile Legends pun harus meracik item-item untuk menutupi kelemahan-kelemahan setiap karakter tersebut dalam permainan.
Hal-hal seperti itulah yang membuat game kini semakin rumit dan sulit dikuasai. Hanya pemain yang punya pengetahuan dan kemampuan, yang bisa menguasai jalannya permainan.
Dari mana pengetahuan dan kemampuan itu didapat? Ya dari mana lagi kalo bukan latihan.
Atlet-atlet e-sports pun punya porsi latihannya masing-masing. Saya pernah mewawancarai seorang atlet e-sports cabang PUBG Mobile. Waktu itu dia mengatakan bahwa pola dan porsi latihan pemain e-sports itu tidak main-main.
Kalau Anda membayangkan bahwa atlet e-sports hanya berlatih dengan main game, Anda salah besar.
Banyak pertimbangan yang dilakukan dalam latihan. Porsi latihan tersebut juga disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pemain.
Ada latihan fisik, konsentrasi, dan strategi. Latihan fisik dilakukan agar para pemain bisa tetap fit saat berlaga. Sebagai informasi, laga yang dilakoni atlet e-sports dalam satu hari, bisa memakan waktu hingga berjam-jam.
Contohnya dalam kompetisi PMPL ID, turnamen PUBG Mobile skala nasional. Dalam satu hari, para pemain biasanya melakoni lima pertandingan. Dalam satu pertandingan, bisa menghabiskan waktu hingga setengah jam. Artinya, sehari mereka akan bertanding selama 2,5 jam.
Jika fisik tidak fit, bertanding dalam waktu selama ini tentu akan menguras banyak energi dan mengurangi konsentrasi. Selain latihan fisik, pola tidur hingga pola makan juga turut diatur. Hal ini dilakukan untuk menjaga kondisi tubuh atlet agar tetap bugar.