Industri game saat ini beda dengan beberapa dekade lalu. Industri game sudah banyak berkembang dan semakin kompetitif.
Game yang tadinya hanya dijadikan sebagai hiburan, kini bergeser menjadi ajang mencari cuan. Sah-sah saja, karena memang layak dimonetisasi dan bisa jadi salah satu ladang prestasi.
Kompetisi-kompetisi game, sebenarnya sudah ada sejak Tetris mulai digandrungi. Silakan cari-cari saja di YouTube video kompetisi game zaman dulu.
Kompetisi tersebut tidak sembarangan, bapak-bapak ibu-ibu. Bahkan ada seleksi ketat dalam kompetisi tersebut, untuk mewakili wilayah tertentu dan bertanding dalam turnamen yang cakupannya lebih besar. Misalnya kejuaraan dunia.
Dan coba lihat saja video-video di YouTube itu, bagaimana mereka memainkan game Tetris yang sebenarnya sangat sederhana itu, dengan teknik dan kecepatan tangan yang tinggi.
Artinya, tidak ada kata "cuma main game doang" dalam sebuah kompetisi game atau e-sports. Butuh skill yang diperoleh dari ketekunan dalam berlatih.
Berkembangnya era konsol modern juga membuat game-game menjadi lebih maju, lebih kompleks, dan realistis.
Perkembangan ini membuat game yang dipertandingkan bukan lagi game sederhana semacam Tetris. Game-game menjadi sangat rumit dan yang dibutuhkan, tidak hanya soal kemampuan serta kecepatan tangan.
Seorang pemain game kini juga harus punya pengetahuan. Buat apa pengetahuan itu? Ya supaya bisa menguasai game tersebut.
Pengetahuan yang dibutuhkan semakin banyak, bapak-bapak ibu-ibu.
Contohnya game Mobile Legends yang populer di Indonesia. Mobile Legends punya banyak instrumen dan item yang bisa digunakan untuk mengoptimalkan karakter yang dimainkan.