Mohon tunggu...
Prastyo CS
Prastyo CS Mohon Tunggu... Guru - Guru

Nama saya Prastyo Condro Saputro. Profesi saya saat ini adalah mengajar. Hobi saya mendaki gunung, futsal, dan olahraga lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peningkatan Kemampuan Menulis Cerpen dengan Menggunakan Media Tayangan Film Pendek pada Kelas IX C SMPN 9 Purwokerto

10 Desember 2022   15:17 Diperbarui: 10 Desember 2022   15:24 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Berdasarkan data yang terdapat pada lembar observasi aktivitas guru dalam siklus I menunjukkan bahwa aktivitas yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran menulis cerpen sudah cukup baik. Alasan itu diutarakan karena guru sudah memberikan materi pembelajaran menulis cerpen dengan baik dan mengajak siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Namun, kekurang aktivitas guru dalam siklus I yaitu guru belum mengawali pembelajaran dengan kegiatan apersepsi dan motivasi untuk memberikan semangat dan maksud tujuan dari pembelajaran menulis cerpen kepada siswa. Oleh karena itu, pembelajaran berikutnya guru diharapkan dapat memperbaiki aktivitas dalam proses pembelajaran menulis cerpen pada siklus I.

Kemudian berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan observer atau pengamat pada lembar observasi siswa, peneliti dapat mendeskripsikan bahwa dalam pembelajaran menulis cerpen pada siklus I siswa memperhatikan penjelasan dari guru terkait materi pembelajaran menulis cerpen dengan pengertian dan unsur pembangun cerpen yaitu unsur intrinsik. Akan tetapi, siswa tidak memanfaatkan kesempatan bertanya yang diberikan oleh guru untuk bertanya seputar pembelajaran menulis cerpen. Siswa mengindahkan perintah guru dengan memanfaatkan waktunya untuk memikirkan ide dan membayangkannya yang nantinya menjadi sebuah cerita berdasarkan ide atau pengalaman pribadinya. siswa memperhatikan pemutaran tayangan film pendek yang pertama terkait unsur intrinsik dan kronologis cerita di dalam tayangan film pendek sebagai gambaran untuk siswa nantinya dalam menulis cerpen berdasarkan ide atau pengalaman pribadinya. Kemudian siswa menjawab pertanyaan guru terkait unsur intrinsik dan ringkasan kronologi cerita yang ada ditayangan film pendek yang telah ditayangkan. Setelah itu, siswa memperhatikan pemutaran tayangan film pendek yang kedua kali atau yang terakhir terkait unsur intrinsik dan kronologis cerita di dalam tayangan film pendek sebagai gambaran untuk siswa nantinya dalam menulis cerpen berdasarkan ide atau pengalaman pribadinya. Selanjutnya, siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru yaitu menulis cerpen berdasarkan ide atau pengalaman pribadi yang mereka alami. Namun, setelah siswa mengerjakan tugas menulis cerpen yang diberikan oleg guru, siswa tidak mempresentasikan tugas menulis cerpen lantaran guru tidak menyuruh untuk mempresentasikannya.

  • Siklus II
  • Pada post test siklus II menunjukkan bahwa dari 34 siswa atau keseluruhan kelas IX C SMP Negeri 9 Purwokerto terdapat 26 siswa yang telah memenuhi KKM, sedangkan hanya terdapat 8 siswa yang belum memenuhi KKM. Pada siklus I nilai rata-rata siswa sebesar 75,62, sementara pada siklus II mengalami peningkatan dengan nilai sebesar 76,33.  Selain itu, presentase pun mengalai peningkatan sebesar 27,99%. Pada siklus I presentase ketuntasan siswa sebesar 48,48%, sementara pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 76,47%.

Kemudian berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan observer dengan lembar aktivitas guru yang telah peneliti siapkan, peneliti dapat mendeskripsikan bahwa dalam proses pembelajaran guru telah melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi di awal pembelajaran agar siswa termotivasi dan mengerti tujuan dari pembelajaran menulis cerpen. Setelah kegiatan apersepsi selesai, guru langsung menjelaskan materi pembelajaran menulis cerpen dengan pengertian dan menjelaskan unsur pembangun cerpen yaitu unsur intrinsik. Setelah guru menjelaskan materi, kemudian guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya dan menjawab seputar pembelajaran menulis cerpen. Setelah itu, guru meminta siswa memikirkan ide dan membayangkannya menjadi sebuah cerita berdasarkan ide atau pengalaman pribadinya, kemudian guru meminta siswa untuk memperhatikan tayangan film pendek yang akan ditayangkan terkait unsur intrinsik dan kronologis cerita di dalam tayangan film pendek sebagai gambaran untuk siswa nantinya dalam menulis cerpen berdasarkan ide atau pengalaman pribadinya.

Guru memutar tayangan film pendek pertama dan guru setelah itu menanyakan unsur intrinsik dan ringkasan kronologi dari cerita yang ada ditayangan film pendek tersebut. Untuk memberikan pemahaman lebih baik, guru kembali memutar tayangan film pendek kedua kali atau yang terakhir. Setelah itu, guru memberikan tugas kepada siswa untuk menulis cerpen berdasarkan ide atau pengalaman pribadi siswa yang dibantu dengan gambaran unsur intrinsik dan kronologis cerita dari penayangan film pendek yang telah ditayangkan. Berbeda dengan lembar hasil pengamatan aktivitas guru pada siklus I yang guru tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan tugas menulis cerpennya, pada lembar hasil pengamatan aktivitas guru pada siklus II memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan tugas menulis cerpennya. Setelah presentasi siswa selesai guru langsung memberikan kesimpulan pada akhir pembelajaran terkait pelajaran yang telah  dilakukan.

Berdasarkan data yang terdapat pada lembar observasi aktivitas guru dalam siklus I menunjukkan bahwa aktivitas yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran menulis cerpen sudah cukup baik. Alasan itu diutarakan karena guru sudah memberikan materi pembelajaran menulis cerpen dengan baik dan mengajak siswa untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Namun, kekurang aktivitas guru dalam siklus I yaitu guru belum mengawali pembelajaran dengan kegiatan apersepsi dan motivasi untuk memberikan semangat dan maksud tujuan dari pembelajaran menulis cerpen kepada siswa. Oleh karena itu, pembelajaran berikutnya guru diharapkan dapat memperbaiki aktivitas dalam proses pembelajaran menulis cerpen pada siklus I.

Kemudian berdasarkasn hasil pengamatan yang dilakukan observer atau pengamat pada lembar observasi siswa, maka dapat dideskripsikan bahwa dalam pembelajaran menulis cerpen pada siklus II siswa memperhatikan penjelasan dari guru terkait materi pembelajaran menulis cerpen dengan pengertian dan unsur pembangun cerpen yaitu unsur intrinsik. Kemudian, siswa memanfaatkan kesempatan bertanya yang diberikan oleh guru untuk bertanya seputar pembelajaran menulis cerpen. Siswa mengindahkan perintah guru dengan memanfaatkan waktunya untuk memikirkan ide dan membayangkannya yang nantinya menjadi sebuah cerita berdasarkan ide atau pengalaman pribadinya. siswa memperhatikan pemutaran tayangan film pendek yang pertama terkait unsur intrinsik dan kronologis cerita di dalam tayangan film pendek sebagai gambaran untuk siswa nantinya dalam menulis cerpen berdasarkan ide atau pengalaman pribadinya. Kemudian siswa menjawab pertanyaan guru terkait unsur intrinsik dan ringkasan kronologi cerita yang ada ditayangan film pendek yang telah ditayangkan. Setelah itu, siswa memperhatikan pemutaran tayangan film pendek yang kedua kali atau yang terakhir terkait unsur intrinsik dan kronologis cerita di dalam tayangan film pendek sebagai gambaran untuk siswa nantinya dalam menulis cerpen berdasarkan ide atau pengalaman pribadinya. Selanjutnya, siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru yaitu menulis cerpen berdasarkan ide atau pengalaman pribadi yang mereka alami. Setelah mengerjakan tugas menulis cerpen, siswa mengindahkan perintah guru yang menyuruh untuk mempresentasikan tugas menulis cerpen dan siswa pun mempresentasikan tugas menulis cerpennya.

  • SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas IX C SMP Negeri 9 Purwokerto, maka dapat peneliti simpulkan bahwa pelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media tayangan film pendek sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menulis cerpen. Hal tersebut terlihat dari peningkatan kemampuan siswa dalam hasil pretest kegiatan awal, post test siklus I dan post test siklus II. Nilai rata-rata pretest kegiatan awal yaitu hanya sebesar 62,44 dan siswa yang di atas KKM sejumlah 7 siswa dengan presentase ketuntasan sebesar 21,21%. Namun, setelah pembelajaran menggunakan media tayangan film pendek nilai rata-rata siswa pada siklus I mengalami peningkatan dari nilai rata-rata pretest ke post test siklus I yaitu dari nilai rata-rata sebesar 62,44 menjadi 75,62. Selain itu, presentase ketuntasan juga mengalami peningkatan dari pretest kegiatan awal ke post test siklus I yaitu dari 21,21% menjadi 48,48% dan siswa yang telah di atas KKM sejumlah 16 siswa.

Setelah melihat hasil dari siklus I belum sesuai atau memenuhi indikator yang diharapkan, maka peneliti melakukan tindakan berikutya, yaitu tindakan post test siklus II. Hasil kemampuan menulis cerpen siswa pada post test siklus II lebih baik daripada post test siklus I. Nilai rata-rata post test siklus I sebesar 75,62 menjadi lebih baik pada post test siklus II yaitu sebesar 76,33 dengan jumlah siswa yang di atas KKM adalah 26 siswa. Oleh karena itu, berdasarkan hasil peningkatan kemampuan menulis cerpen dengan menggunakan media tayangan film pendek pada siswa kelas IX C SMP Negeri 9 Purwokerto tahun ajaran 2016-2017 dapat peneliti katakan berhasil.

Dari simpulan tersebut, peneliti menyarankan untuk peserta didik agar siswa dapat belajar lebih aktif, lebih baik lagi, dan jangan cepat merasa puas dalam hal belajar untuk kedepannya. Kemudian, untuk guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia, penggunaan tayangan film pendek dapat digunakan sebagai salah satu metode atau cara dalam pembelajaran menulis cerpen. Kemudian, untuk sekolah diharapkan dapat memfasilitasi sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan belajar mengajar agar guru dapat mengajar dengan nyaman dan tentunya siswa juga dapat belajar dengan nyaman dan mendapat hasil yang maksimal.




  • DAFTAR PUSTAKA

Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sutardi, Heru Kurniawan. 2012. Penulisan Sastra Kreatif. Yogyakarta

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Ketrampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Trianton, Teguh. 2013. Film Sebagai Media Belajar. Yogyakarta: Graha Ilmu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun