Mohon tunggu...
Prasetiawan
Prasetiawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - University of Indonesia Student

Membaca, Menulis, dan Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Review Jurnal: Pengembangan Indeks Bahaya Banjir Dalam Skenario Perubahan Iklim di Pulau Jawa

26 Desember 2023   19:46 Diperbarui: 27 Desember 2023   13:42 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 3: Kerangka Penelitian(Sumber: Farid.M. et.al, 2023). 

Gambar 5: Debit Sungai yang Diamati di Daerah Aliran Sungai. (Sumber: Farid.M. et.al, 2023). 
Gambar 5: Debit Sungai yang Diamati di Daerah Aliran Sungai. (Sumber: Farid.M. et.al, 2023). 

3. Peta proyeksi genangan banjir

Simulasi perambatan banjir dalam berbagai skenario iklim dilakukan dengan menggunakan model RRI yang telah dikalibrasi. Dengan menggunakan analisis frekuensi historis. Penentuan periode ulang 100 tahun dipandu oleh prinsip bahwa skenario perubahan iklim terendah sekalipun harus melampaui penggenangan pada skenario historis. Hal ini menunjukan bahwa dengan kemungkinan yang lebih besar, skenario iklim dapat melebihi kejadian curah hujan ekstrem dalam sejarah.

Hasil simulasi RRI disajikan dalam bentuk peta perambatan banjir, seperti yang ada pada gambar dibawah ini:

Gambar 6: Peta Perambatan Banjir(Sumber: Farid.M. et.al, 2023). 
Gambar 6: Peta Perambatan Banjir(Sumber: Farid.M. et.al, 2023). 

Peta-peta di atas memberikan representasi visual mengenai luas genangan banjir maksimum, dengan rata-rata hasil model GCM ditunjukan pada gambar 6b hingga 6e. Untuk mendapatkan lebih banyak wawasan, luas genangan juga dihitung dan disajikan pada gambar dibawah ini: 

Gambar 7. Daerah Perambatan Banjir untuk masing-masing Skenario (Sumber: Farid.M. et.al, 2023).
Gambar 7. Daerah Perambatan Banjir untuk masing-masing Skenario (Sumber: Farid.M. et.al, 2023).

4. Proyeksi Indeks Bahaya Banjir dan skornya

Dalam penelitian ini, pendekatan pemetaan Indeks Bahaya Banjir (FHI) bergantung pada kedalaman genangan maksimum di wilayah kecamatan. Metode ini melibatkan overlay peta perambatan banjir ke dalam peta administratif kecamatan, seperti digambarkan pada peta bawah ini:

Gambar 8. Peta Indeks Bahaya Banjir.(Sumber: Farid.M. et.al, 2023)
Gambar 8. Peta Indeks Bahaya Banjir.(Sumber: Farid.M. et.al, 2023)

Analisis Indeks Bahaya Banjir (FHI) untuk wilayah kecamatan menunjukkan adanya peningkatan konsentrasi wilayah dengan bahaya tinggi dari waktu ke waktu, terutama pada skenario yang lebih parah. Dalam waktu dekat, persentase rata-rata kecamatan yang terkena dampak banjir dengan tingkat bahaya tinggi adalah 14,18% untuk SSP2.45, dan persentase ini meningkat menjadi 21,86% di masa depan untuk skenario yang sama. Demikian pula, dalam skenario SSP5.85, persentase rata-rata kecamatan yang terkena dampak banjir dengan tingkat bahaya tinggi adalah 24,28% dalam waktu dekat dan meningkat menjadi 31,6% dalam waktu dekat. Terbukti, provinsi dengan skor bahaya tertinggi adalah DKI Jakarta (0,61--0,77) dan Jawa Tengah (0,62--0,76), terutama disebabkan oleh curah hujan yang terkonsentrasi dan pertumbuhan perkotaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun