Mohon tunggu...
prasasti widyasari
prasasti widyasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa uin maulana malik ibrahim malang

mahasiswa uin maulana malik ibrahim malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Memiliki Hubungan Teman Sebaya

28 November 2022   21:14 Diperbarui: 28 November 2022   21:21 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Hai teman teman kompasiana pada artikel kali ini kita akan membahas mengenai interaksi teman sebaya. Apa itu teman sebaya? Teman sebaya adalah tempat yang tingkat usianya dan pola pikirnya relatif sama, teman sebaya ini sangatlah mempengaruhi pola perkembangan pada anak. Dan pengaruhnya teman sebaya sangatlah besar, karena mereka sering bermain dan berkumpul bersama. 

Teman sebaya juga memiliki dampak yang positif antara lain; mengontrol impuls impuls agresif, memperoleh dorongan emosional dan sosial serta menjadi lebih mandiri, meningkatkan keterampilan sosial, mengembangkan kemampuan pikiran, belajar mengekspresikan perasaan, memperkuat penyesuaian moral dan nilai-nilai, serta meningkatkan harga diri (self Esteem).

Apakah hubungan sebaya anak usia dini memiliki keterampilan? Benar, hubungan sebaya juga memiliki keterampilan. Anak usia dini akan mengembangkan kemampuannya untuk berhubungan dengan anak-anak lain seusia mereka. Tidak hanya anak-anak saja, bahkan bayi pun dapat berkomunikasi satu sama lain secara verbal dan fisik dengan cara yang positif. Hubungan ini akan terjadi sejak masa bayi usia enam bulan. 

Pada usia dua tahun, balita dapat mulai menunjukkan perilaku agresif terhadap teman sebayanya. Tetapi jika anak tidak memiliki beberapa hal tersebut, maka anak akan mengalami masalah dalam perkembangannya. Contohnya pada anak yang selalu dikekang oleh orang tuanya akan mengalami kesulitan untuk berinteraksi dengan teman sebayanya, hal ini akan berdampak serius di masa remaja.

Apakah semua anak akan diterima dengan teman sebayanya? Tidak, ada banyak alasan mengapa beberapa anak kurang diterima oleh teman sebayanya. Disukai atau tidak disukai adalah masalah yang bahkan harus dihadapi oleh anak kecil. 

Penerimaan teman sebaya dapat menentukan dari sisi Penampilan (performance), perbuatan, sikap, sifat, perasaan, kemampuan berpikir, dan kepribadian anak. Yang dimaksud kepribadian anak itu yang memiliki keunggulan saat mengembangkan hubungan dengan teman sebaya. 

Bukan anak yang memiliki masalah. Misalnya, sering merasa malu, hal ini akan menghalangi penerimaan teman sebaya. Teman sebaya ini juga memiliki dampak penerimaan dan dampak penolakan. 

Penerimaan teman sebaya memiliki 2 dampak antara lain; Rasa senang, bahagia dan puas. Yang kedua Rasa berharga karena dibutuhkan. Sedangkan Penolakan teman sebaya memiliki 3 dampak antara lain; Frustasi yang menimbulkan perasaan kecewa dan kesepian. Yang kedua Menimbulkan pertengkaran. Dan yang ketiga Munculnya permusuhan atau pengucilan.

Anak usia dini identik dengan kegiatan bermain bukan? jadi, anak usia dini akan berteman pada saat mereka akan bermain, atau bahkan pada saat mereka di sekolah. 

Menurut Vygotsky, anak tidak serta merta menguasai pengetahuan karena faktor kematangan, tetapi lebih karena adanya interaksi aktif dengan lingkungannya. Bermain, dalam perspektif ini, menyediakan ruang bagi anak untuk mengonstruksi pengetahuan melalui interaksi aktif dengan berbagai aspek yang terlibat, seperti peran dan fungsi.

Anak adalah individu aktif, yang di dalam proses bermain melibatkan diri untuk membangun konsep-konsep yang dibutuhkan, seperti memahami bentuk benda, fungsi benda, karakteristik benda. Anak juga membangun konsep-konsep abstrak, seperti aturanaturan, nilai-nilai tertentu, dan kultur.

Bagaimana cara melatih agar tidak memiliki perilaku agresif dan menyimpang? Perilaku agresif adalah perilaku untuk menyakiti orang lain atau untuk menyakiti interaksi sosial orang lain. 

Perilaku agresif telah terbukti memiliki dampak paling negatif pada kemampuan anak untuk mengembangkan hubungan teman sebaya yang positif. Tetapi terkadang, perilaku agresif juga dapat berdampak positif pada pengembangan hubungan teman sebaya dan bahkan dapat membuat anak-anak mendapatkan tingkat popularitas tertentu di antara teman sebayanya. 

Contohnya, ketika anak-anak bermain atau berinteraksi dengan teman sebayanya, mereka belajar lebih banyak tentang perilaku sosial, termasuk bagaimana mengekspresikan diri, bagaimana bergiliran, dan bagaimana menerapkan empati saat berhadapan dengan orang lain. Ketika anak-anak mampu mengendalikan emosinya, mereka dapat membuat keputusan yang lebih baik dan melakukan lebih banyak penilaian daripada anak dengan regulasi emosi yang buruk.

Menurut Piaget tahapan bermain terbagi menjadi 4 antara lain;

  • Sensory motor Play (0-2 tahun)
  • Pada tahapan ini anak menikmati aktivitas bermainnya melalui sensor-sensor otot yang ada dalam tubuh, terutama yang terdapat dalam 5 indra. Contohnya anak suka memasukan mainan kedalam mulut
  • Symbolic / make believe play (2-7 tahun)
  • Pada tahapan ini perkembangan imajinasi anak semakin pesat, sehingga pada tahap ini anak masuk pada masa bermain pura-pura atau secara simbolik maksudnya pemahaman informasi anak melalui benda-benda yang ada di sekitarnya. Contohnya ketika anak bermain bersama boneka mereka akan mengajak ngobrol bonekanya bahkan dirawat selayaknya manusia.
  • Social play games with rules (8-11 tahun)
  • Pada tahapan ini anak sudah mulai senang bermain dengan teman sebayanya dan anak juga sudah mampu mengikuti aturan yang dibuat sebelumnya. Contohnya Bermain Perang bersama teman sebayanya.
  • Games with rules & sports ( 11 tahun ke atas)
  • Pada tahapan ini anak mampu berpikir secara abstrak sehingga anak sudah mampu menikmati bermain menggunakan aturan dan olahraga juga. Contohnya anak bermain sepak bola bulutangkis dan bola voli

Jadi, pada materi kali ini telah memberikan informasi bagi mereka yang tertarik pada pentingnya hubungan teman sebaya dalam perkembangan anak usia dini. Hubungan teman sebaya seperti persahabatan dan ritual penerimaan teman sebaya menjadi sangat penting saat anak tumbuh dewasa dan belajar bagaimana berinteraksi dengan orang lain. Terimakasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun