Bagaimana cara melatih agar tidak memiliki perilaku agresif dan menyimpang? Perilaku agresif adalah perilaku untuk menyakiti orang lain atau untuk menyakiti interaksi sosial orang lain.Â
Perilaku agresif telah terbukti memiliki dampak paling negatif pada kemampuan anak untuk mengembangkan hubungan teman sebaya yang positif. Tetapi terkadang, perilaku agresif juga dapat berdampak positif pada pengembangan hubungan teman sebaya dan bahkan dapat membuat anak-anak mendapatkan tingkat popularitas tertentu di antara teman sebayanya.Â
Contohnya, ketika anak-anak bermain atau berinteraksi dengan teman sebayanya, mereka belajar lebih banyak tentang perilaku sosial, termasuk bagaimana mengekspresikan diri, bagaimana bergiliran, dan bagaimana menerapkan empati saat berhadapan dengan orang lain. Ketika anak-anak mampu mengendalikan emosinya, mereka dapat membuat keputusan yang lebih baik dan melakukan lebih banyak penilaian daripada anak dengan regulasi emosi yang buruk.
Menurut Piaget tahapan bermain terbagi menjadi 4 antara lain;
- Sensory motor Play (0-2 tahun)
- Pada tahapan ini anak menikmati aktivitas bermainnya melalui sensor-sensor otot yang ada dalam tubuh, terutama yang terdapat dalam 5 indra. Contohnya anak suka memasukan mainan kedalam mulut
- Symbolic / make believe play (2-7 tahun)
- Pada tahapan ini perkembangan imajinasi anak semakin pesat, sehingga pada tahap ini anak masuk pada masa bermain pura-pura atau secara simbolik maksudnya pemahaman informasi anak melalui benda-benda yang ada di sekitarnya. Contohnya ketika anak bermain bersama boneka mereka akan mengajak ngobrol bonekanya bahkan dirawat selayaknya manusia.
- Social play games with rules (8-11 tahun)
- Pada tahapan ini anak sudah mulai senang bermain dengan teman sebayanya dan anak juga sudah mampu mengikuti aturan yang dibuat sebelumnya. Contohnya Bermain Perang bersama teman sebayanya.
- Games with rules & sports ( 11 tahun ke atas)
- Pada tahapan ini anak mampu berpikir secara abstrak sehingga anak sudah mampu menikmati bermain menggunakan aturan dan olahraga juga. Contohnya anak bermain sepak bola bulutangkis dan bola voli
Jadi, pada materi kali ini telah memberikan informasi bagi mereka yang tertarik pada pentingnya hubungan teman sebaya dalam perkembangan anak usia dini. Hubungan teman sebaya seperti persahabatan dan ritual penerimaan teman sebaya menjadi sangat penting saat anak tumbuh dewasa dan belajar bagaimana berinteraksi dengan orang lain. Terimakasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H