Hai teman teman kompasiana pada artikel kali ini kita akan membahas mengenai interaksi teman sebaya. Apa itu teman sebaya? Teman sebaya adalah tempat yang tingkat usianya dan pola pikirnya relatif sama, teman sebaya ini sangatlah mempengaruhi pola perkembangan pada anak. Dan pengaruhnya teman sebaya sangatlah besar, karena mereka sering bermain dan berkumpul bersama.Â
Teman sebaya juga memiliki dampak yang positif antara lain; mengontrol impuls impuls agresif, memperoleh dorongan emosional dan sosial serta menjadi lebih mandiri, meningkatkan keterampilan sosial, mengembangkan kemampuan pikiran, belajar mengekspresikan perasaan, memperkuat penyesuaian moral dan nilai-nilai, serta meningkatkan harga diri (self Esteem).
Apakah hubungan sebaya anak usia dini memiliki keterampilan? Benar, hubungan sebaya juga memiliki keterampilan. Anak usia dini akan mengembangkan kemampuannya untuk berhubungan dengan anak-anak lain seusia mereka. Tidak hanya anak-anak saja, bahkan bayi pun dapat berkomunikasi satu sama lain secara verbal dan fisik dengan cara yang positif. Hubungan ini akan terjadi sejak masa bayi usia enam bulan.Â
Pada usia dua tahun, balita dapat mulai menunjukkan perilaku agresif terhadap teman sebayanya. Tetapi jika anak tidak memiliki beberapa hal tersebut, maka anak akan mengalami masalah dalam perkembangannya. Contohnya pada anak yang selalu dikekang oleh orang tuanya akan mengalami kesulitan untuk berinteraksi dengan teman sebayanya, hal ini akan berdampak serius di masa remaja.
Apakah semua anak akan diterima dengan teman sebayanya? Tidak, ada banyak alasan mengapa beberapa anak kurang diterima oleh teman sebayanya. Disukai atau tidak disukai adalah masalah yang bahkan harus dihadapi oleh anak kecil.Â
Penerimaan teman sebaya dapat menentukan dari sisi Penampilan (performance), perbuatan, sikap, sifat, perasaan, kemampuan berpikir, dan kepribadian anak. Yang dimaksud kepribadian anak itu yang memiliki keunggulan saat mengembangkan hubungan dengan teman sebaya.Â
Bukan anak yang memiliki masalah. Misalnya, sering merasa malu, hal ini akan menghalangi penerimaan teman sebaya. Teman sebaya ini juga memiliki dampak penerimaan dan dampak penolakan.Â
Penerimaan teman sebaya memiliki 2 dampak antara lain; Rasa senang, bahagia dan puas. Yang kedua Rasa berharga karena dibutuhkan. Sedangkan Penolakan teman sebaya memiliki 3 dampak antara lain; Frustasi yang menimbulkan perasaan kecewa dan kesepian. Yang kedua Menimbulkan pertengkaran. Dan yang ketiga Munculnya permusuhan atau pengucilan.
Anak usia dini identik dengan kegiatan bermain bukan? jadi, anak usia dini akan berteman pada saat mereka akan bermain, atau bahkan pada saat mereka di sekolah.Â
Menurut Vygotsky, anak tidak serta merta menguasai pengetahuan karena faktor kematangan, tetapi lebih karena adanya interaksi aktif dengan lingkungannya. Bermain, dalam perspektif ini, menyediakan ruang bagi anak untuk mengonstruksi pengetahuan melalui interaksi aktif dengan berbagai aspek yang terlibat, seperti peran dan fungsi.
Anak adalah individu aktif, yang di dalam proses bermain melibatkan diri untuk membangun konsep-konsep yang dibutuhkan, seperti memahami bentuk benda, fungsi benda, karakteristik benda. Anak juga membangun konsep-konsep abstrak, seperti aturanaturan, nilai-nilai tertentu, dan kultur.