Mohon tunggu...
Maria Pranya
Maria Pranya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Film

"Tanda Tanya" Kehidupan di Tengah Keberagaman

13 Maret 2022   19:20 Diperbarui: 13 Maret 2022   20:44 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiawan Hanung Bramantyo, selaku produser dan sutradara dari film “Tanda Tanya” ini adalah seorang sutradara muda yang berprestasi. Ia adalah seorang produser, sutradara, penulis skenario, dan aktor Indonesia. Ia mencapai titik puncak kariernya ketika ia mendapat penghargaan sebagai Sutradara Terbaik melalui film “Brownies” pada Festival Film Indonesia 2005 dan film “Get Married” pada Festival Film Indonesia 2007. Sampai saat ini, ia masih sering kali mendapatkan nominasi sebagai Sutradara Terbaik melalui berbagai film, termasuk film “Tanda Tanya”.

Film “Tanda Tanya” ini mengisahkan kehidupan tiga keluarga dengan perbedaan keyakinan dan latar belakang, yang hidup berdampingan di area dekat Pasar Baru. Keluarga pertama adalah keluarga Tan Kat Sun, pemilik restoran Canton. 

Tan Kat Sun menganut agama Budha, namun beliau selalu menghargai setiap orang terlepas dari perbedaan. Pada restorannya yang mayoritas menyediakan hidangan non-halal, ia juga tetap menyediakan hidangan halal sehingga semua orang dapat makan di restorannya. Namun sayangnya, ia jatuh sakit dan harus digantikan oleh Hendra, putranya yang kurang menghargai perbedaan dalam masyarakat.

Keluarga kedua adalah keluarga Soleh dan Menuk yang merupakan Muslim yang taat. Menuk bekerja di restoran Canton, sedangkan Soleh merupakan seorang pengangguran.

 Hal ini menyebabkan muncul sedikit konflik diantara keduanya dengan Soleh, sebagai kepala keluarga, malu hidup bergantungan dengan istrinya. Soleh juga mempunyai konflik dengan putra dari Tan Kat Sun, Hendra yang dulu pernah dekat dengan Menuk. Ketika keduanya berpapasan di jalan, Soleh langsung mengatai Hendra “Cina”, dan dibalas dengan “Islam, teroris asu!”, yang berakhir dengan mereka bertengkar. 

Keluarga ketiga adalah keluarga Rika, seorang janda yang berpindah agama menjadi penganut agama Katolik, dimana sebelumnya ia seorang Muslim. Rika bimbang dengan pilihannya berpindah agama karena sempat mempengaruhi hubungannya dengan anaknya, Abi. Rika mempunyai teman bernama Surya. Surya memiliki masalah tersendiri dimana ia susah menghidupi hidupnya. Selama 10 tahun, ia bekerja menjadi seorang aktor, namun ia hanya menjadi pemeran pembantu sepanjang kariernya. Sekalinya ia mendapatkan peran utama, ia mendapat peran sebagai Yesus, walaupun dirinya seorang Muslim. Hal ini pun membuat dirinya bimbang. 

Film ini menunjukkan keberagaman di Indonesia dengan cerita menggunakan latar waktu serasi dengan hari raya agama, seperti perayaan paskah, idul fitri, dan diakhiri dengan hari natal. Film ini juga membawa konflik dan kekerasan terhadap perbedaan agama. Hal ini ditunjukkan dengan adegan awal film, dimana seorang pastor dibunuh di gereja. Alur yang digunakan film ini sangat mudah, yaitu alur maju. Cerita selalu bergerak maju, sehingga cukup mudah untuk memahami jalan cerita film ini. 

Kisah film ini berputar pada permasalahan masing-masing keluarga dan perorangan yang sesuai dengan permasalahan sosial di Indonesia masa kini. Film “Tanda Tanya” ini mengambil topik yang sangat menarik dan relevan dengan permasalahan dalam masyarakat Indonesia saat ini, sehingga sangat realistik. 

Hal ini pun membuat cerita film menjadi sungguh bermakna serta memiliki pesan moral yang kita semua dapat pelajari. Dari film ini, kita diingatkan kembali akan pentingnya terwujud pluralisme serta toleransi dalam masyarakat beragam, yaitu masyarakat Indonesia. Perbedaan agama, etnik, budaya, dan lainnya tidak seharusnya membuat kita menjadi terpecah belah, melainkan satu dan bersatu menjadi semakin kuat serta saling melengkapi sesama. 

Dalam film ini, toleransi dalam beragama dan perbedaan sering kali muncul dalam beberapa adegan film. Hanung tidak berhenti menunjukkan pentingnya toleransi hingga akhir film, sehingga membuat pesan yang ingin disampaikan terpampang sangat jelas dan mudah dipahami. 

Salah satu bagian film yang menunjukkan toleransi ada pada adegan 12, 14, dan 38, dimana Koh Tan menyuruh dan mengingatkan Menuk untuk menjalankan salat terlebih dahulu. Walaupun, pada saat itu, masih terdapat banyak pelanggan yang datang ke restoran tersebut. Melalui adegan ini, kita dapat melihat bentuk toleransi agama dimana terdapat penghargaan dan penghormatan terhadap kewajiban seorang manusia beragama untuk beribadah kepada Tuhan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun