Mohon tunggu...
Harta Sujarwo
Harta Sujarwo Mohon Tunggu... Penulis - Pedagang

Pembelajar multidimensional yang sedang bermetamorfosa, Pengamat, Peneliti, Kritikus dan Invisible Writer

Selanjutnya

Tutup

Money

Membedah Ketajaman Yusuf di Tengah Ketidakpastian

9 Mei 2020   02:31 Diperbarui: 9 Mei 2020   02:41 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Screenshot Youtube: Bank Indonesia Channel

4. Kaji Ulang Bahan Baku Rupiah menuju Emas dan Perak

Screenshot Youtube: Fakta Berita
Screenshot Youtube: Fakta Berita

Emas dan perak perlu dikaji ulang untuk bahan baku rupiah. Karena mata uang yang berbahan emas dan perak jauh lebih stabil. Selain tak mudah rusak, juga nilai nominal sesuai dengan nilai intrinsiknya. Sejarah membuktikan dinar dan dirham sebagai mata uang emas dan perak paling stabil. Oleh karena itu pula mantan Perdana Menteri Mahathir Mohammad menginginkan Negara-negara Islam mengganti dolar dengan emas dinar sebagai alat transaksi pembayaran.

Berdasarkan jurnal yang dipublikasikan oleh International Journal of Islamic Economics and Finance (IJIEF) dengan judul "Islamic Gold Dinar: The Historical Standard" karangan Ahamed Kameel Mydin Meera, di awal masa Nabi Muhammad SAW pada awal abad ke-7 bangsa Arab atau umat Muslim belum memiliki emas dinar maupun perak dirham.

Emas dinar tersebut diadopsi dari koin emas (bezant) bangsa Romawi dan perak dirham diadopsi dari koin perak bangsa Persia. Nabi Muhammad SAW kemudian menetapkan koin emas dan perak tersebut sebagai alat tukar resmi karena tidak bertentangan dengan prinsip Islam. Bahkan jauh sebelumnya berlaku  di Mesir. Pada zaman  Yusuf belia dijual dengan harga yang murah.

 ''Dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah, yaitu beberapa dirham saja, dan mereka merasa tidak tertarik hatinya kepada Yusuf.'' (Yusuf ayat 20).

Selain itu, saat darurat Covid-19 pemakaian  uang elektronik perlu disosialisasikan untuk mengurangi risiko penyebaran covid-19. Saat dunia mengalami hibernasi ekonomi (di rumah saja),  Justru saat inilah kita lebih giat mengkaji ulang sistem keuangan dan perekonomian kita agar tidak ada penggenangan.


5. Genangan Uang dan Potensi Perkembangbiakan Nyamuk Perekonomian

Screenshot Youtube: Fakta Berita
Screenshot Youtube: Fakta Berita

Seharusnya bukan hanya bahan pokok dan alat kesehatan saja yang tidak boleh ditimbun saat pandemi Corona ini. Uang pun tidak seharusnya tergenang pada kalangan elit. Sepertihalnya di air yang menggenang sebagai tempat perkembangbiakan nyamuk. Begitu juga di tempat penimbunan uang, berpotensi terhadap menjamurnya penghisap darah perekonomian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun