Mohon tunggu...
Pramoedyarara
Pramoedyarara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sejarah

Painting

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membangun Semangat & Menumbuhkan Solidaritas Konferensi Asia-Afrika bagi Pelajar Masa Kini?

11 Juni 2022   00:09 Diperbarui: 11 Juni 2022   00:23 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

mewujudkan dunia adil, bebas dan damai dari penjajah. Selama peristiwa Konferensi Asia-Afrika ini, dimana disebutkan dalam sumber:historia bahwa pelajar masa lalu ini dilibatkan. Sehingga mereka dikumpulkan di lapangan Tegalega yaitu pada tanggal 18 April tahun 1955. Dalam sumber tersebut dijelaskan Pelajar Indonesia berbaris rapi, untuk menunggu para tamu 

penting dari 29 negara dari peserta Konferensi Asia-Afrika (KAA). Pada saat matahari mulai tinggi, dan cuaca mulai terik, para tamu tersebut bermunculan di lapangan. Dalam sumber tersebut disebutkan para tokoh konferensi Asia-Afrika dari negara Asia-Afrika ini seperti Gamal Abdul Nassed, dan Jawaharlal Nehru. Dalam perwakilannya Perdana Menteri Indonesia, dalam Sidang Konferensi Asia-Afrika diwakili oleh Ali Sastroamidjojo.

Dalam situasi ketika, Panitia KAA atau Konferensi Asia Afrika yang berkumpul di Hotel Savoy Homann, tepatnya di kota Bandung, dimana anggota delegasi dari salah satu negara Afrika tersebut hilang. Sehingga dicari-cari di tempat yang lain namun tak ditemukan juga. Baru setelah saat para pengawas keamanan ikut mencari seorang tersebut yang menghilang, tetapi pada saat itu seorang tukang becak mengaku membawa ke sebuah rumah di jalan bernama Nyengseret, dan para paniti pun lega.

Bangsa Indonesia dan negara Afrika Selatan melaksanakan Konferensi Asia-Afrika pada tahun 2005 di Jakarta dan Kota Bandung. Sekadar sebuah hari peringatan ulang tahun dan pembaruan mendasar terhadap “Semangat Bandung tahun 1955. Dalam Majalah terdapat informasi mengenai tokoh yang bernama Chou En Lai merupakan tokoh primadona dari

 delegasi Konferensi Asia-Afrika Bandung. Kehadirannya ini merupakan tokoh istimewa dan pertama kalinya yaitu pemipin RRC menghadiri dalam sebuah delegasi Konferensi Asia-Afrika sejak negeri berkuasa dan berdirinya tahun 1949.

KAA atau Konferensi Asia-Afrika dilaksanakan di kota Bandung ini pada tahun 18-24 April jelas adalah peristiwa sejarah dengan nilai,dan makna maupun arti dalam strategis yang tidak terbantahkan. Akibat keruntuhan kolonialisme tak dapat dilepaskan dari sebuah aspirasi untuk menolak penjajah dan imperialisme. Pada dunia yang berbeda 

dengan masa kini ini wajar, apabila terdapat sebuah pertanya mengapa Indonesia masih dan perlu mengingat kembali peristiwa gelora Bandung melalui sebuah perhelatan peringatan enam puluh tujuh tahun Konferensi Asia Afrika.

Berbagai negara yang berhasil dalam memperoleh kemerdekaan setelah Perang Dunia II, tidak sedikitnya masih berjuang seperti di negara Benua Afrika. Di Negara Indonesia masih berjuang sendirinya untuk melawan penjajahan masih dipermasalahkan sengketa soal Irian Barat meskipun sudah merdeka. Bahkan Perserikatan Bangsa-Bangasa

 yang menjadi badan internasional pun tidak dapat menyelesaikan permasalahan tersebut. Dalam halnya PBB jelas lebih awal mewadahi sebuah kepentingan para pendirinya dari badan yang sudah dibentuk oleh berbagai negara yang menangani sebuah perang. Negara-negara tersebut menyebabkan terpecahnya dua blok terkait kepentingan masing-masing.

 Hal ini menyebabkan berbagai negara kecil yang masih terjajah dan baru merdeka baru saja mendapatkan sebuah dukungan dari satu blok. Sehingga membuat mereka berpotensi dan ikut dalam melaksanakan arus kepentingan dari kedua blok tersebut.

Dalam menyatukan permasalahan tersebut yang menjadi hal utama atau penting untuk menggabungkan satu suara terkait negara yang baru merdeka melakukan cara dengan menyatukan sebuah persatuan yang lebih kuat. Pada tanggal 28 April-2 Mei 1945 yang dikenal dengan Konferensi Kolombo, karena dilaksanakan di Kolombo, Sri Lanka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun