Mohon tunggu...
Achmad Pramudito
Achmad Pramudito Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Pemerhati seni budaya, dunia pendidikan, dan lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ibu Memberi Aku Candu, Bahkan Sejak Sebelum Aku Lahir!

9 Januari 2023   21:40 Diperbarui: 11 Januari 2023   01:06 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya tak bisa berdagang, karena orang tua tidak mengajarkan saya ilmu 'jualan'. Meski di tengah kondisi serba pas-pasan untuk mendukung perekonomian keluarga, ibu turut bergerak. Dalam hal ini ibu adalah sosok yang tak pernah mengenal putus asa.

Artinya, apa pun akan dilakukan ibu semata agar bisa membantu bapak yang staf di Humas Kotamadya Surabaja. Diantaranya yang masih melekat di ingatanku adalah jualan manisan.

Aku masih ingat betul, karena aku selalu mengantar ibu belanja ke Pasar Keputran untuk beli bahan-bahannya. Habis Subuh menyusuri lorong-lorong pasar di pusat Kota Surabaya itu.

Lalu meracik hingga membungkus dan dititipkan ke warung tetangga, atau di kantin-kantin sekolah. Semuanya dilakukan sendiri. Dari mana ilmunya ibu jualan?

Karena aku tahu ibu terlahir bukan dari keluarga pedagang. Ibu bahkan dari lingkungan ningrat yang tak mengenal lelahnya orang mengawali berdagang.

Yang saya pelajari dari sosok ibu: beliau adalah pembaca yang baik. Ilmunya diperoleh dari banyak bahan bacaan, yang lalu coba dipraktikkan dalam upaya mendukung perekonomian keluarga.

Dari aktivitas jualan tersebut, yang saya dapat bukan ilmu jualan. Karena toh, pada akhirnya usaha itu tak berlanjut lama. Ibu kemudian merintis membuka sekolah.

Pantang menyerah! Itulah yang tertanam dalam diriku dari semua yang dilakukan ibu untuk kami.

Kembali ke soal menulis. Catatan panjang yang dituliskan ibu dan pesannya agar meneruskan kebiasaan menuliskan segala peristiwa kehidupanku ini, rupanya jadi candu buatku.

Aku bahkan tak tahu sampai kapan aku lelah dan bahkan bosan menulis. Karena saat pensiun dari kantor media pun pekerjaan menulis ini tetap aku jalani.

Di sisi lain, tentu aku tak menafikan peran bapak soal kebiasaan menulis ini. tetapi aku menyerap 'ilmu' dengan cara berbeda dari dua orangtua ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun