Sementara itu, berdasarkan data terkini miliki  BBWSCC  yang berasal dari inventarisasi pemerintah daerah, jumlah situ tersisa 208. Sebanyak 102 situ terletak di Kota dan Kabupaten Bogor. Di Kota dan Kabupaten Bekasi terdapat 28 situ.Â
Sementara di Kota dan Kabupaten Tangerang terdapat 37 situ. Sisanya tersebar di Depok (26 situ), Tangerang Selatan (9 situ), dan di Jakarta (16 situ).Â
Mengacu pada data tahun 1980-an, jumlah situ berkurang hampir 50 persen. Banyaknya situ yang hilang berarti mengubah tatanan ekologi Jabodetabek sebab peran situ dalam lingkungan turut lenyap.
Sub DAS Ciliwung hilir meliputi wilayah bagian hilir sampai dengan Pintu Air Manggarai termasuk dalam wilayah pemerintahan Kota Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat, dan kemudian mengarah ke hilir lagi hingga masuk ke saluran buatan Kanal Barat. Di wilayah hilir ini Sungai Ciliwung melintasi wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Barat dan Jakarta Utara.Â
Upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah provinsi DKI telah dilakukan selama ini dengan membangun turap/betonisasi yang dikenal dengan normalisasi sungai Ciliwung sepanjang 16 km, pengerukan danau yang ada diwilayah DKI seperti danau Sunter, Pluit dan sebagainya, pembersihan drainase dan gorong gorong dari sampah setiap hari.Â
Sayangnya normalisasi Ciliwung yang tersisa 17 km tidak dilanjutkan lagi akibat terjebak pada diskursus tentang program normalisasi dan naturalisasi oleh Gubernur DKI yang baru selam 2 tahun ini. Demikian juga dengan masalah sodetan Banjir Kanal Timur (BKT) yang terhenti akibat masalah pembebasan lahan yang belum tuntas.
Penanggulangan Integral dan Komprehensif
Masalah penanggulangan banjir Jakarta dan sekitarnya membutuhkan pemikiran, perencanaan pelaksanaan , pengawasan dan koordinasi yang integral dan komprehensif bagi para pihak.Â
Buang jauh jauh egosektoral, egoinstitusional, ego kedaerahan yang tidak menguntungkan semua pihak. Sikap dan tindakan integral dan komprehensif  bagi pelaku kepentingan terutama pihak pemerintah pusat maupun daerah akan mendidik dan menggugah kesadaran masyarakat untuk ikut bertanggung jawab akan pentingnya menjaga lingkungan. Bukanlah masyarakat kita menjunjung tinggi budaya paternalistik, yang akan selalu mencontoh dan meneladani pemimpinnya ?
Terdapat tiga pendekatan yang dapat ditempuh dalam penanggulangan banjir di DAS Ciliwung. Ketiga cara tersebut adalah pendekatan fisik teknis, regulatif dan pendekatan sosiologis.
Pendekatan fisik teknis dengan membangun bangunan sipil teknis dan melakukan rehabilitasi didaerah hulu secara vegetatif (penanaman pohon).Â