Mohon tunggu...
Pramesti Dewi
Pramesti Dewi Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Baca buku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembuatan Emas Hitam Alternatif Penanganan Kotoran Kambing di Peternakan Kambing Subuh Jaya Farm

26 Januari 2024   11:00 Diperbarui: 26 Januari 2024   11:09 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam masa pemeliharaan kambing akan dihasilkan kotoran kambing sebagai by-product (produk sampingan). Jumlah kotoran yang dihasilkan tergantung usia kambing dan jenis pakan yang diberikan. Kambing dewasa akan memproduksi kotoran rata-rata sekitar 1,4 kg per hari, atau total 140 kg tiap 100 ekor kambing. Oleh karena itu total kotoran kambing yang dihasilkan oleh Subuh Jaya Farm sangat banyak. Data yang diberikan pemilik adalah produksi kotoran dalam 10 hari dari 100 ekor kambing sebanyak 50 karung dengan berat maksimal per karung 30 kg, atau 1500 kg/100 ekor/10 hari atau 1,5 kg/ekor/hari.

Manajemen yang diterapkan oleh pemilik terhadap kotoran yang dihasilkan di peternakan ini adalah kotoran dimasukkan ke dalam karung dan karung-karung tersebut ditumpuk di sekitar kandang. Setiap 5 -7 hari sekali kotoran ini dibeli oleh pembudidaya tanaman buah yang ada di Gunungpati. Harga jual kotoran adalah Rp. 10.000 per karung. Pendapatan dari penjualan kotoran ini merupakan uang saku tambahan bagi pekerja kandang. 

kondisi kandang di Subuh Jaya Farm rapi dan bersih. Kandang pemeliharaan kambing dibuat sistem panggung, sehingga kambing tidak bercampur langsung dengan kotoran dalam kehidupannya. Kotoran juga lebih mudah dipanen untuk dikemas dalam karung. Karung kotoran yang nampak pada Gambaran 1 hanya sebagian saja.

Di Subuh Jaya Farm belum dilakukan pengolahan kotoran kambing. Kotoran hanya   dimasukkan dalam karung, ditumpuk di sekitar kendang, dan dibeli oleh pembudidaya tanaman buah yang ada di sekitar Gunungpati dengan harga murah (10.000 rupiah per karung).

Kotoran kambing yang diolah menjadi kompos disebut Emas Hitam. Pengkomposan  akan memberikan beberapa keuntungan, antara lain: kandungan nutrien lebih tinggi dan lebih siap diserap oleh tanaman.  Penggunaan decomposer (EM4) pada pengkomposan akan mempercepat proses dan mencegah terlepasnya emisi gas methana ke lingkungan.

Produksi Emas Hitam di Subuh Jaya Farm akan meningkatkan nilai ekonomi kotoran kambing sehingga menguntungkan bagi pemilik peternakan terutama pekerja kendang, dan mengatasi penumpukan kotoran di sekitar kandang. Pupuk kompos yang telah diproduksi akan diuji cobakan untuk pemupukan tanaman sayur.

Solusi permasalahan di Subuh Jaya Farm adalah berupa: 1).  Edukasi dan pelatihan produksi Emas Hitam, dan 2). Edukasi dan pembuktian tentang dampak menguntungkan dari penggunaan kompos dalam budidaya tanaman melalui penggunaan kompos pada demonstration plot (demplot) untuk tanaman sayur semusim.

 Peserta program pengabdian pada masyarakat yang terdiri atas karyawan peternakan Subuh Jaya Farm dan pemuda pemudi di lingkungan peternakan telah diberikan pemahaman tentang cara pengolahan kotoran kambing yang menumpuk di area peternakan menjadi emas hitam.  Peserta cukup antusias untuk mengikuti paparan, dan mereka tertarik untuk segera dilaksanakan praktek pembuatan emas hitam. disampaikan oleh Dr. Ir. Pramesti Dewi, MSi. Materi bentuk cetak telah diberikan di awal, sebelum paparan berlangsung.

Pretest untuk mengetahui pemahaman awal dari peserta tentang pengolahan kotoran kambing, penyakit pada kambing, dan pemanfaatan emas hitam pada penanaman sayuran. Dari hasil pretest diketahui bahwa sebagian besar belum peserta mengenal istilah Emas Hitam.

Kegiatan selanjutnya setelah pemaparan materi cara pembuatan Emas Hitam, peserta diberikan bekal ketrampilan membuat Emas Hitam melalui praktek secara langsung. Praktek dimulai dari menyiapkan bahan dasar, yaitu kotoran kambing limbah sayur sawi, dan tanah. Disiapkan juga bahan pembantu berupa decomposer (Bioaktivator), Biorad (pupuk kompos kering sebagai tambahan starter), dan urea.

Peserta dengan antusias menyiapkan bahan utama dan bahan pembantu untuk pembuatan Emas Hitam. Tim Pengabdian memberian petunjuk dan pengawasan yang dibutuhkan, sehingga praktek berjalan lancar. Proses pengkomposan dilakukan di dalam Compost Bag berukuran 120 liter sebanyak 3 buah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun