PEMBUATAN EMAS HITAMÂ
SEBAGAI SOLUSI ALTERNATIF PENANGANAN KOTORAN KAMBINGÂ
DI PETERNAKAN KAMBING SUBUH JAYA FARM
Â
Oleh: Tim Pengabdian pada MasyarakatÂ
Â
(Pramesti Dewi, Siti Alimah, Wulan Christijanti, Dewi Mustikaningtyas, Saiful Ridlo, Ahmad Agus Prasetyo, Daviro, Mutiara Bintang Ramadhani)
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Â
Universitas Negeri Semarang
Universitas Negeri Semarang (Unnes) merupakan universitas berwawasan konservasi yang menekankan zero waste dalam setiap kegiatannya. Sesuai misi Unnes, Tim Pengabdian pada Masyarakat dari Jurusan Biologi, FMIPA memberikan pendampingan untuk mengolah kotoran kambing sebagai limbah pemeliharaan kambing menjadi Emas Hitam. Emas hitam adalah kompos dengan bahan dasar kotoran kambing.
Subuh Jaya Farm berlokasi di Jl. Jetis Raya, Kelurahan Kalisegoro, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Peternakan ini memelihara kambing untuk dibesarkan hingga dewasa dan siap dijual. Subuh Jaya Farm memiliki 3 kandang dengan jumlah kambing yang dipelihara antara 300 hingga 500 ekor pada periode 6 bulan sebelum Idul Adha. Jumlah kambing akan meningkat hingga 700-800 ekor menjelang Idul Adha.
Dalam masa pemeliharaan kambing akan dihasilkan kotoran kambing sebagai by-product (produk sampingan). Jumlah kotoran yang dihasilkan tergantung usia kambing dan jenis pakan yang diberikan. Kambing dewasa akan memproduksi kotoran rata-rata sekitar 1,4 kg per hari, atau total 140 kg tiap 100 ekor kambing. Oleh karena itu total kotoran kambing yang dihasilkan oleh Subuh Jaya Farm sangat banyak. Data yang diberikan pemilik adalah produksi kotoran dalam 10 hari dari 100 ekor kambing sebanyak 50 karung dengan berat maksimal per karung 30 kg, atau 1500 kg/100 ekor/10 hari atau 1,5 kg/ekor/hari.
Manajemen yang diterapkan oleh pemilik terhadap kotoran yang dihasilkan di peternakan ini adalah kotoran dimasukkan ke dalam karung dan karung-karung tersebut ditumpuk di sekitar kandang. Setiap 5 -7 hari sekali kotoran ini dibeli oleh pembudidaya tanaman buah yang ada di Gunungpati. Harga jual kotoran adalah Rp. 10.000 per karung. Pendapatan dari penjualan kotoran ini merupakan uang saku tambahan bagi pekerja kandang.Â
kondisi kandang di Subuh Jaya Farm rapi dan bersih. Kandang pemeliharaan kambing dibuat sistem panggung, sehingga kambing tidak bercampur langsung dengan kotoran dalam kehidupannya. Kotoran juga lebih mudah dipanen untuk dikemas dalam karung. Karung kotoran yang nampak pada Gambaran 1 hanya sebagian saja.
Di Subuh Jaya Farm belum dilakukan pengolahan kotoran kambing. Kotoran hanya  dimasukkan dalam karung, ditumpuk di sekitar kendang, dan dibeli oleh pembudidaya tanaman buah yang ada di sekitar Gunungpati dengan harga murah (10.000 rupiah per karung).
Kotoran kambing yang diolah menjadi kompos disebut Emas Hitam. Pengkomposan  akan memberikan beberapa keuntungan, antara lain: kandungan nutrien lebih tinggi dan lebih siap diserap oleh tanaman.  Penggunaan decomposer (EM4) pada pengkomposan akan mempercepat proses dan mencegah terlepasnya emisi gas methana ke lingkungan.
Produksi Emas Hitam di Subuh Jaya Farm akan meningkatkan nilai ekonomi kotoran kambing sehingga menguntungkan bagi pemilik peternakan terutama pekerja kendang, dan mengatasi penumpukan kotoran di sekitar kandang. Pupuk kompos yang telah diproduksi akan diuji cobakan untuk pemupukan tanaman sayur.
Solusi permasalahan di Subuh Jaya Farm adalah berupa: 1). Â Edukasi dan pelatihan produksi Emas Hitam, dan 2). Edukasi dan pembuktian tentang dampak menguntungkan dari penggunaan kompos dalam budidaya tanaman melalui penggunaan kompos pada demonstration plot (demplot) untuk tanaman sayur semusim.
 Peserta program pengabdian pada masyarakat yang terdiri atas karyawan peternakan Subuh Jaya Farm dan pemuda pemudi di lingkungan peternakan telah diberikan pemahaman tentang cara pengolahan kotoran kambing yang menumpuk di area peternakan menjadi emas hitam.  Peserta cukup antusias untuk mengikuti paparan, dan mereka tertarik untuk segera dilaksanakan praktek pembuatan emas hitam. disampaikan oleh Dr. Ir. Pramesti Dewi, MSi. Materi bentuk cetak telah diberikan di awal, sebelum paparan berlangsung.
Pretest untuk mengetahui pemahaman awal dari peserta tentang pengolahan kotoran kambing, penyakit pada kambing, dan pemanfaatan emas hitam pada penanaman sayuran. Dari hasil pretest diketahui bahwa sebagian besar belum peserta mengenal istilah Emas Hitam.
Kegiatan selanjutnya setelah pemaparan materi cara pembuatan Emas Hitam, peserta diberikan bekal ketrampilan membuat Emas Hitam melalui praktek secara langsung. Praktek dimulai dari menyiapkan bahan dasar, yaitu kotoran kambing limbah sayur sawi, dan tanah. Disiapkan juga bahan pembantu berupa decomposer (Bioaktivator), Biorad (pupuk kompos kering sebagai tambahan starter), dan urea.
Peserta dengan antusias menyiapkan bahan utama dan bahan pembantu untuk pembuatan Emas Hitam. Tim Pengabdian memberian petunjuk dan pengawasan yang dibutuhkan, sehingga praktek berjalan lancar. Proses pengkomposan dilakukan di dalam Compost Bag berukuran 120 liter sebanyak 3 buah.
Dilakukan inkubasi (fermentasi) setelah ketiga compost bag terisi penuh dengan bahan. Pengujian kematangan kompos dilakukan setelah inkjbasi selama satu bulan. Secara teori semakin lama inkubasi akan memberikan kualitas kompos yang lebih baik, akan tetapi waktu untuk pelaksanaan program pengabdian ini terbatas.
Hasil Emas Hitam (kompos) menunjukkan bahwa waktu inkubasi selama satu bulan belum cukup mematangkan kompos, terlihat dari kotoran kambing yang belum hancur sempurna. Dari ketiga variasi yang dibuat, nampak bahwa campuran kotoran kambing dan limbah sayur sawi memberikan penampakan kompos terbaik, dari parameter warna dan tekstur.
Warna Emas Hitam variasi kotoran kambing dan sawi (c) lebih hitam mendekati warna tanah dan lebih remah teksturnya. Warna yang hitam menandakan bahwa proses dekomposisi sudah lebih optimal, karena ada keseimangan kandungan unsur karbon (c) dan nitrogen, sehingga akan memberikan asupan nutrient yang seimbang untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan tanaman. Tekstur yang lebih remah akan memperbaiki tekstur media pertumbuhan tanaman sehingga memudahkan akar untuk menembus media tanam dan memudahkan penyerapan nutrien.
Emas Hitam hasil panen selanjutnya digunakan sebagai pupuk pada bibit sayuran yang sudah dipindahkan ke polybag. Pada aplikasi pemupukan dengan Emas Hitam ini digunakan 5 jenis perlakuan dan setiap perlakuan diulang lima kali, sehingga diperolah 25 unit percobaan dalam polybag yang berisi masing-masing 2 batang bibit sayuran (kangkung). Peserta dibimbing untuk melakukan proses pemindahan bibit sayuran dari tray pembibitan ke dalam polybag.
Dari pelaksanaan program pengabdian ini dapat disimpulkan bahwa dengan pengolahan kotoran kambing menjadi Emas Hitam dapat menjadi solusi bagi peternak untuk meningkatkan nilai ekonomi limbah peternakan yang juga dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H