Masih mending jika memang orang dekatnya itu mampu dan memiliki kompetensi seperti yang disebutkan di atas, namun akan menyedihkan bagi guru ketika melihat orang yang dipilih kompetensinya tidak sesuai dan tidak mampu memimpin, sedangkan yang mampu tidak pernah mendapatkan kesempatan.
3. Hidup layak di masa pensiun
Terakhir, ketika guru mengakhiri pengabdiannya, guru dapat hidup layak berkat penghasilannya selama ini, juga dengan pesangon yang sesuai dengan haknya.
Syukur jika diberikan lebih dari hak sebagai tanda terima kasih dari pemilik sekolah atas pengabdiannya.
Bukankah hidup layak di masa tua sebagai akhir yang bahagia ini adalah hadiah terindah untuk guru?
Guru tidak mengharap balas jasa, namun guru adalah manusia yang butuh hidup layak. Semoga kesejahteraan guru terus meningkat. Semoga semakin banyak yang memperhatikan nasib guru, terutama guru-guru yang mengajar jauh di pelosok sana.
Tulisan ini dibuat dengan penuh rasa cinta dan terima kasih untuk semua guru yang menjadikan saya hari ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H