Orang yang terlalu memandang tinggi dirinya sendiri, terkadang bisa kehilangan obyektivitas.
Pola asuh keluarga dan perlakuan selalu didewa-dewakan dan dipuji, untuk hal baik maupun buruk yang dilakukan, membuat orang mengalami disorientasi dalam menilai dirinya.
Sehingga ia memandang dirinya begitu hebat, tidak mungkin membuat kesalahan. Maka kalau ada hal buruk yang terjadi, pastinya disebabkan oleh pihak lain, siapapun itu, yang pasti bukan dirinya yang hebat ini.
Apa yang Harus Dilakukan untuk Menghilangkan Kebiasaan Anak Menyalahkan Pihak Lain?
1. Ubah Pola Asuh Keluarga
Pengasuh yang mau mendiamkan anak, dan Mama yang jengkel, harus mendudukkan perkara sebagaimana mestinya.
Saat anak jatuh, sampaikan bahwa itu terjadi karena dia terburu-buru saat berlari. Lain kali boleh saja berlari tapi harus lebih berhati-hati.
Begitu juga dengan makanan yang tumpah, jelaskan bahwa hal tersebut terjadi karena piring yang dia pegang miring, lain kali dia harus memastikan piringnya tidak miring. Ajak anak membantu pengasuhnya membersihkan makanan yang tumpah.
2. Ajarkan Pause, Think and Do
Stop sebentar, berpikir dan bertindak. Jangan dibalik, do (menyalahkan pihak lain), baru think (berpikir memperbaiki keadaan).
Tahan diri untuk bereaksi ketika hal buruk terjadi, ambil waktu untuk berpikir mengapa hal tersebut bisa terjadi, dan ambil langkah untuk menyelesaikannya.
Sesungguhnya akibat suatu kesalahan tidaklah seburuk apa yang kita bayangkan. Minta anak menarik nafas, berpikir secara tenang, baru ambil tindakan yang tepat untuk menyelesaikan masalah yang timbul.
3. Beri Ruang Anak Untuk Melakukan Kesalahan
Sampaikan bahwa kesalahan adalah hal yang wajar, yang penting anak belajar dari kesalahan yang diperbuatnya. Ajak anak menemukan apa yang salah, dan belajar dari kesalahannya.
Berdiam diri dan tidak melakukan sesuatu karena takut salah, lebih buruk ketimbang orang yang mencoba melakukan sesuatu tapi salah.