Saat mengunjungi Desa Adat Baduy, siswa bahkan membuat project membuat vlog tentang Desa Adat Baduy. Mereka juga mengunjungi Saung Sngklung Mang Udjo, yang didirikan oleh Pak Udjo Ngalagena dengan tujuan melestarikan seni dan budaya Sunda.
3. Tinggal Bersama Penduduk Desa
Kegiatan yang sangat ditunggu-tunggu oleh siswa, adalah Live-in Program. Kegiatan tinggal bersama penduduk desa, menjadi “anak angkat” di sana selama beberapa hari. Kegiatan ini mendekatkan para siswa dengan para penduduk desa.
Bagaimana orang desa menjalani kesehariannya dalam hidup sederhana, berjuang dan bekerja keras, adalah pengalaman yang “membumikan” para siswa.
Yang paling utama, kegiatan singkat ini mampu menumbuhkan kesan positif dan rasa sayang para siswa terhadap penduduk desa. Terbukti Ketika tiba hari dimana para siswa harus meninggalkan desa, ucapan perpisahan dan pelukan adalah momen yang sangat mengharukan.
(Lihat artikel Catatan Perjalanan: Merajut Kasih di Gunung Kelir)
Selain usaha yang dilakukan pihak sekolah, tidak kalah penting adalah usaha dari orangtua dalam mengenalkan dan membuat anak-anak kenal dan cinta budaya Indonesia.
Menguasai kurikulum asing, mampu berbahasa asing adalah baik, tapi jangan sampai anak-anak lupa akan akar budayanya sendiri.
Karena fungsi budaya bukan hanya sebagai identitas dan jati diri seseorang, tapi lebih jauh lagi, budaya berperan sebagai pengendali tingkah serta perilaku masyarakat dan merupakan pedoman dalam berinteraksi.
Ajarkan anak kita untuk ‘Think Globally, Act Locally’
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H