Putra Kepala Suku: “ Ayah, aku sudah merendahkan diri meminta maaf kepada sekelompok anak prajurit karena berlaku curang, tapi mereka menolak pemintaan maaf ku dan tidak mengajakku bermain bersama hari ini”
“Aku anak kepala suku, mereka hanya anak prajurit, beraninya mereka menolak ku, akan kutunjukkan apa akibat mereka menghinaku !!!”
Kepala suku hanya tersenyum, dan kemudian ikut melompat ke punggung kuda anaknya.
Kepala Suku: “Mari kita masuk ke hutan sekarang, panahlah tiga pohon terbesar yang kau temui di depan”
Meskipun dengan hati penuh tanya, anak kepala suku menjalankan perintah ayahnya, ia derapkan kudanya dan segera memanah tiga pohon terbesar yang ditemui.
Kepala Suku: “Sekarang kau cabut anak panah mu dari pohon itu”
Anak kepala suku segera mencabuti anak panah dari ketiga batang pohon, dan seketika getah mengalir deras dari pohon-pohon tersebut.
Kepala suku: “Perintahkan pohon itu untuk berhenti mengeluarkan getah!”
Anak Kepala Suku: “Tidak bisa Ayah, lubang bekas anak panah membuat pohonnya terus mengalirkan getah, harus menunggu lubangnya menutup”
Kepala Suku: “Anakku, begitu pula yang terjadi dengan tema-temanmu, sikapmu meninggalkan luka di hati mereka, berilah mereka waktu, hingga lukanya menutup, dan mereka akan menerima mu Kembali..”
Anak kepala suku tercenung, seketika ia bersyukur memiliki ayah yang bijak.