Mohon tunggu...
Pradhany Widityan
Pradhany Widityan Mohon Tunggu... Buruh - Full Time IT Worker

Full Time IT Worker

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ibadah Kebudayaan, Pentas Terakhir Indonesia Kita 2015

29 November 2015   13:31 Diperbarui: 29 November 2015   13:41 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal lain yang penting adalah saat Stambul Bintang Timoer yang bangkrut kedatangan seorang juru selamat yaitu seorang nyonya yang dulunya adalah anggota stambul itu yang “tersisihkan”. Tukiyem, yang diperankan Yu Ningsih, menyebut dirinya Si Nyonya Nomor Satu karena memiliki uang banyak untuk “menyelamatkan” stambul ini. Namun, kepentingan selalu ada saat menjadi si nomor satu itu. Tukiyem ternyata menggunakan kekuasaan uangnya, untuk menjadikannya berkuasa penuh atas semua yang ada di stambul itu. Termasuk “membeli” para pemain.

[caption caption="Koes Hendratmo dan Titiek Puspa sedang Berduet di Ujung Pentas"]

[/caption]

Tukiyem adalah potret pemimpin yang bisa berkuasa karena menjadi nomor satu. Dengan posisinya itu, pemimpin-pemimpin macam Tukiyem akan menomorsatukan dan memaksakan kepentingan pribadi. Dan sayangnya, peran Tukiyem banyak “dicatut” oleh orang-orang nomor satu di negeri ini. Prihatin.

Pentas yang ditampilkan tiga kali dalam dua hari ini ditutup dengan happy ending. Kredit bagi para crew yang terlibat dalam penggarapan pentas kali ini, sekaligus menutup pentas Indonesia Kita 2015. Tahun depan, dengan tema besar “Dari Warisan Menjadi Wawasan”, panggung ini akan tetap hadir. Tetap menyelami kehidupan sosial masyarakat dan politik. Tetap pada kemasan yang cerdas dan menghibur. Tidak asik sendiri dalam berkarya. Serta tetap memberikan tontonan yang wajib dan berkualitas bagi yang lupa bagaimana caranya melakukan “Ibadah Kebudayaan” di tengah kompetisi kehidupan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun