Menjalankan kebebasan pribadi di masyarakat sekolah dan mempelajaran dasar-dasar manusia dan tanggung jawab
Peran Guru
Guru ikut di dalam perencanaan yang tanpa otoritas sejati . Ditugaskan untuk membuat sarana pembelajaran dan menyediakannya untuk siswa
Hubungan antara Filsafat Pendidikan dan Psikologi: Filsafat pendidikan dan psikologi saling terkait dan saling mempengaruhi. Pendidikan memiliki tujuan untuk memahami dan mempromosikan perkembangan manusia, sementara psikologi bertujuan untuk memahami proses psikologis manusia. Melalui perspektif pendidikan behavioristik, psikologi dapat memberikan pemahaman yang mendalam tentang pengembangan individu, kebutuhan psikologis, motivasi, dan kesejahteraan siswa.
Dampak Filsafat Pendidikan Behavioristik terhadap Psikologi:Penghargaan terhadap Keunikan Individu: Pendidikan behavioristik menekankan penghargaan terhadap keunikan individu dan mengakui bahwa setiap siswa memiliki potensi yang unik. Hal ini konsisten dengan pandangan psikologi yang mengakui perbedaan individual dalam perkembangan, kepribadian, dan kebutuhan psikologis.
Peningkatan Motivasi dan Keterlibatan: Pendidikan behavioristik, dengan fokus pada pertumbuhan dan pemenuhan kebutuhan pribadi, dapat meningkatkan motivasi intrinsik siswa. Psikologi pendidikan menekankan pentingnya motivasi dalam proses pembelajaran dan pencapaian akademik. Pengembangan Emosi dan Kesejahteraan Siswa: Pendidikan behavioristik mengakui pentingnya aspek emosional siswa dalam proses pembelajaran. Dalam psikologi pendidikan, kesejahteraan emosional merupakan faktor penting dalam perkembangan siswa dan pencapaian akademik yang positif.
Pembentukan Hubungan dan Lingkungan yang Mendukung: Pendidikan behavioristik menekankan pentingnya hubungan yang positif antara guru dan siswa serta lingkungan belajar yang mendukung. Hal ini sejalan dengan psikologi pendidikan yang menekankan pentingnya hubungan sosial, dukungan emosional, dan lingkungan belajar yang aman dan inklusif.
Implikasi dalam Praktik Pendidikan: Filsafat pendidikan behavioristik memiliki implikasi praktis dalam pendidikan sehari-hari. Pendekatan pendidikan yang berpusat pada siswa, pemberdayaan, penghargaan, dan pertumbuhan holistik dapat diimplementasikan dalam perencanaan pembelajaran, pengorganisasian kelas, interaksi guru-siswa, dan penilaian. Dalam praktiknya, pendidikan behavioristik dapat diimplementasikan dalam berbagai aspek pendidikan di sekolah, termasuk: Pengembangan Kurikulum: Pendekatan behavioristik mempengaruhi pengembangan kurikulum dengan menekankan pada pengalaman nyata, keterlibatan siswa, dan relevansi materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa. Kurikulum yang mencerminkan prinsip-prinsip pendidikan behavioristik dapat mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran dan mengembangkan keterampilan yang relevan dengan kehidupan mereka.
Metode Pembelajaran: Pendekatan behavioristik menggambarkan metode pembelajaran yang berpusat pada siswa dan interaktif. Metode pembelajaran seperti diskusi kelompok, proyek kolaboratif, pemecahan masalah, dan pembelajaran berbasis pengalaman diterapkan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat dalam proses belajar-mengajar. Metode ini mendorong pengembangan keterampilan sosial, kritis, dan kreatif siswa.
Interaksi Guru-Siswa: Dalam pendekatan behavioristik, interaksi antara guru dan siswa menjadi faktor penting dalam pembelajaran. Guru berperan sebagai fasilitator, memberikan dukungan emosional dan pedagogis kepada siswa. Menciptakan hubungan yang saling percaya, penuh kasih sayang, dan mendukung adalah aspek penting dalam pendekatan behavioristik.
Penilaian Autentik: Pendekatan behavioristik mendorong penggunaan penilaian autentik yang mencerminkan pemahaman yang mendalam dan penerapan praktis siswa terhadap materi pelajaran. Penilaian berfokus pada pengembangan pribadi, pertumbuhan holistik, dan pencapaian individu siswa. Selain penilaian berbasis kognitif, penilaian sikap, nilai-nilai, dan keterampilan sosial juga diperhitungkan.