Kemudian Salim mengambil ponselnya dan menghubungi pihak sekolah, namun karena lokasi dari rumah Ibu Mesnami cukup terpencil jadi sinyal ponsel pun jadi kendala. Salim harus keluar rumah lalu mondar-mandir mencari posisi yang bisa menangkap sinyal, sampai akhirnya ia memanjat pohon.
“Halo… halo pak. Iya ini Salim pak, halo halooooo…” suara Salim terdengar dari atas pohon dan Ibu Mesnami menunggu di bawahnya dengan cemas.
“Halooooooo……” Salim pun menunduk ternyata panggilannya tidak bisa menjangkau nomor yang dimaksud, dan dalam hati ia sangat merasa malang. Sudah masalah belum selesai dan masih ada KPM yang harus didatangi, sekarang alur permasalahnnya semakin rumit.
“Gimana pak? Kok malah diam? Uang saya gimana? Apa jadi cair apa tidak?” tanya Ibu Mesnami penasaran.
Salim akhirnya turun dari pohon dengan nafas terengah-engah, lalu menghampiri Ibu Mesnami, “Nggak tahu bu, ini malah gak bisa telepon. Disini sinyalnya gak ada.”
“Lagian ngapain telepon pak? Orang sekolahnya ada di dekat sini, ayo sama saya kesana” kata Ibu Mesnami.
“Apa???” mata Salim melotot ke Ibu Mesnami.
“Iya pak, sekolahnya disini dekat banget. Ayo kita ke gurunya biar jelas” jawab Ibu Mesnami.
“Lho anak ibu kan sekolah di Mi Burhan 13 kan?” tanya Salim.
“Anak saya sekolah di SD pak, kan sudah pindah 2 bulan lalu” Jawab Ibu Mesnami.
“Lho kok nggk bilang bu??” Salim mulai ngotot dengan mata memerah, seolah dia baru menemukan sebab musababnya.