“Coba kemarin aku periksa betul-betul, mungkin aku tidak akan ada di tempat ini. Kantor PKH mirip pasar dadakan kalau gini, jadi males mau masuk...” ucap Salim. Ia pun meletakkan tas punggungnya yang penuh itu di teras kantor dan menarik nafas panjang sambil berpikir kira-kira pakai siasat apa biar cepat kelar masalah ini. Salim mondar-mandir di teras itu, lalu perlahan mendekati pintu kantor lalu menyusup diantara tubuh-tubuh pendamping yang berdesakan di kantor yang memang kurang memadai ini.
“Mbak, saya pinjam verifikasi sekolah MI Burhan 13 Soli-solian dan SMKN Kota Amru” ucap Salim pada seorang perempuan yang tengah asyik dengan komputernya.
“Bentar mas, aku carikan....” jawab perempuan itu yang kebetulan Operatornya Salim sekarang.
Salim kembali ke teras tempat dia tadi mondar-mandir sambil menunggu lembar verifikasi yang diminta tadi, dan tak lama perempuan tadi menghampiri Salim dan menyerahkan beberapa lembar verifikasi. “Yang ini mas ya, dicek dulu... Emang tumben mas ikutan kroscek biasanya tiap kroscek mas Salim bilang sudah sesuai” tanya perempuan tersebut yang kebetulan operator KPM dampingan Salim.
“Ya itu juga yang saya bingung mbak, kok bisa ada saja yang kena sanksi padahal saya pastikan data komponen pendidikan saya sudah up to date lho mbak.... Ini tadi buka kroscek malah keluar 0 rupiah” jawab Salim sambil tangannya sibuk membuka satu per satu lembar verifikasi yang dia minta tadi.
“Ya sudah mas, aku balik ke dalam dulu ya… Masih banyak nih yang belum selesai “ operator itu pamitan balik ke dalam kantor dan Salim melanjutkan pencariannya.
“Naaaah!!!!!.... ketahuan kan kenapa “ Salim langsung berdiri dan mengangkat ponselnya. Dia menekan nomor telepon kolega yang ia punya di Sekolah-sekolah yang tadi ia sebutkan.
Setelah dua kali 5 menit ia telepon pihak sekolah tadi , Salim segera mengemasi barang-barangnya dan beranjak pergi dari teras kantor. Ia segera menyalakan mesin motornya dan melesat kembali ke rute yang tadi ia tempuh. Salim balik lagi Kecamatan wilayah kerjanya yang juga tempat ia tinggal.
Sesampainya di tujuan, “druuut….druuuut” suara ponsel Salim seperti menerima banyak pesan Whatsapp sejak perjalanannya. Salim menghentikan motornya di Kantor Kecamatan lalu segera masuk ke sekretariatnya. Tas penuh berisi beban hidup dan dokumen-dokumen ia hempaskan di mejanya, lalu Salim membuka ponselnya. Group besar, group kecamatan ia lewati saja, namun mendadak ia tercengang dengan salah satu pesan japri yang masuk.
“Alamak…… “ teriak Salim sambil membuka dengan cepat tasnya dan diambilah 2 dokumen yang tak lain adalah verifikasi yang ia pinjam ke Operator tadi. “Haduuuh kok bisa lupa sih aku, ooohhhh….. berkilo-kilo lagi aku mensti tempuh untuk kembalikan verifikasi ini” suara Salim melemah.
Ternyata pesan japri tadi adalah dari Operator yang tadi bersedia meminjamkan verifikasi, Salim lupa kalau verifikasi itu harus kembali ke Kantor PKH Kabupaten. Sudah tidak ada belas kasihan untuk masalah dokumen di Kantor PKH Kabupaten, setelah BPK melakukan pemeriksaan administratif secara menyeluruh sekarang dokumen 1 lembar pun harus dikembalikan. Rupanya sifat Salim yang tergesa-gesa membuat ia lupa akan aturan tersebut. Tidak ada yang bisa dilakukan Salim selain meminta maaf dan berjanji untuk mengembalikan sesegera mungkin.