Mas Gibran saat ini, bukanlah anak muda yang baru selesai menempuh pendidikan di universitas "fresh graduate", melainkan seorang pemimpin muda yang telah diberikan mandat oleh Pemilu di Kota Solo.. Sejalan dengan realitas ini, narasi apapun yang berusaha meremehkan Mas Gibran, sejatinya tidak akan mengurangi sedikitpun kualitas personal Mas Gibran yang sudah teruji memimpin sebuah Kota dengan kompleksitas masalahnya..
Sebagian dari orang-orang yang memandang dirinya sebagai akademisi kampus, bergelar doktoral dan profesor, menjadi pembicara favorit di kelas kelas Kemahasiswaan.. Namun, penguasaan ilmu yang dikembangkan dalam dunia kampus tersebut, sedikit banyak merupakan akumulasi dari pengajaran teori belaka, hal ini berbeda dengan ilmu dan pengetahuan yang lahir dalam praktek kehidupan nyata, dimana praktek mengelola keluhan masyarakat, memimpin birokrasi yang bertanggung jawab secara langsung kepada rakyat, praktek mengelola kapasitas fiscal daerah, mendorong industri kreatif berbasis digital di kota Solo, kesemua hal tersebut tidak bisa dipelajari melalui buku buku pengetahuan semata (hanya duduk diam mendengarkan ceramah di ruang kelas).. Melainkan, itu semua menjadi akumulasi dari pengalaman kepemimpinan di sebuah jabatan Publik yang bertugas mengabdi dan melayani kepentingan masyarakat secara luas..
Untuk memberikan studi evidence base, terkait kesuksesan Mas Gibran sebagai Wali Kota Solo, kita dapat melihat beberapa variabel selama Mas Gibran memimpin sebagai Wali Kota diantaranya:
1). Mas Gibran memiliki pencapaian hebat dalam menurunkan jumlah dan Persentase warga miskin di Kota Surakarta (sekalipun menghadapi masa-masa sulit Pandemi dengan kecenderungan pandemi mendorong peningkatan pengangguran dan kemiskinan).
Dalam laporan Susenas Kota Surakarta update pertanggal 16 Oktober 2023, persentase angka kemiskinan pada tahun 2021 ketika pertama kali Mas Gibran menjabat sebagai Walikota Solo sebesar 9,4% (48,79 ribu jiwa), kemudian mengalami penurunan kembali pada tahun 2022 sebesar 8,84% (45,94 ribu jiwa), dan di tahun 2023 persentase kemiskinan turun lagi diangka 8,44% (43,89 ribu jiwa)..
Kondisi penurunan kemiskinan yang terjadi dibawah komando Mas Wali di Kota Solo, selama 3 tahun terakhir, cukup mengejutkan sebab sejak 2020 sampai menjelang akhir 2022, kondisi perekonomian di Indonesia maupun secara global mengalami kontraksi hebat akibat Pandemi Covid 19 yang pernah melanda dunia.. Sekalipun pada tahun 2023 menjadi akhir dari pandemi, namun, tidak banyak negara di dunia yang bisa pulih lebih cepat, dikarenakan perlambatan ekonomi dan penyerapan lapangan kerja yang rendah pasca Pandemi Covid 19. Sekali lagi Mas Gibran mampu menunjukkan kinerjanya berada pada jalur yang konsisten menurunkan angka kemiskinan di Kota Solo..
2). Mas Gibran berhasil mendorong pertumbuhan ekonomi di kota Solo secara baik dan stabil (sekalipun di himpit oleh berbagai hambatan ekonomi dimasa Pandemi)..
Seperti yang kita ketahui, sejak tahun 2020 akibat dari menyebarnya Pandemi Covid 19 di Indonesia, pada masa itu, terjadi perlambatan pergerakan ekonomi di seluruh dunia, tidak terkecuali gejala yang sama juga dialami oleh Indonesia.. Kota solo pada sepanjang tahun 2020 mengalami pertumbuhan ekonomi "PDRB" negatif di angka minus -1,76% (pada masa itu Mas Gibran mengikuti Pemilu dan terpilih pada bulan Desember 2020, kemudian baru dilantik pada bulan februari 2021)..
Dalam waktu singkat disepanjang tahun 2021, Mas Gibran kemudian bekerja memperbaiki kondisi perekonomian Kota Solo dan berhasil mencapai rebound PDRB dari angka negatif pada tahun sebelumnya, kemudian mencetak rekor pertumbuhan di angka 4,01% di tahun 2021.. Tidak hanya sampai disitu, sekali lagi ditahun 2022 pertumbuhan ekonomi Kota Solo terus beranjak naik ke angka 6,25%..
Berdasarkan data yang diterbitkan oleh BPS Kota Surakarta, di Tahun 2022, pergerakan ekonomi di Kota Surakarta di dorong oleh sektor terbesar pertama yaitu sektor penyediaan makan dan minum mencapai 43,62%, kemudian di susul oleh sektor industri pengolahan mencapai 5,72%, selanjutnya oleh sektor perdagangan besar dan kecil mencapai 4,6%..
Kemampuan Mas Gibran mengelola pemerintahan di Balai Kota secara efisien, terutama men-delivery kebutuhan warga Solo dimasa pandemi, dengan segera menghidupkan pasar-pasar yang sempat lesu, dengan berusaha mengadaptasi kebutuhan dimasa pandemi, ternyata terbukti berhasil.. Dirinya berulang kali turun langsung ke Pasar-Pasar di Kota Solo, untuk memimpin langsung penanganan pandemi dan Upaya merevitalisasi Pasar..