Mohon tunggu...
Prabowo Gibran Untuk Indonesia
Prabowo Gibran Untuk Indonesia Mohon Tunggu... Diplomat - Mengapa Willem Wandik Memilih Prabowo Gibran

Pemilu 2024 adalah pesta demokrasi rakyat Indonesia untuk memilih pemimpin nasional, Gunakan Hak Politik Kita Semua Untuk Menghantarkan Pasangan Prabowo -Gibran Melenjutkan Kepemimpinan Presiden Jokowi 5 Tahun Mendatang. Tanah Papua "Dari Wilayah Matahari Terbit" Mempersiapkan Diri Menyambut Prabowo Gibran Memimpin Republik Untuk Kemajuan dan Kesejahteraan Bersama.. Wa Wa

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Mas Gibran Sangat Siap Debat Cawapres: Jangan Iri dengan Prestasi Mas Wali

20 Desember 2023   04:21 Diperbarui: 20 Desember 2023   04:36 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: gallery willem wandik - dewan pakar TKN Prabowo Gibran presiden 2024

Tanah Papua Untuk Indonesia - Mas Gibran pernah mengikuti kontestasi Pemilu pada tahun 2020 silam, sekalipun itu merupakan Pemilu di level Kota, namun pelaksanaan Pemilu di tingkat daerah tersebut telah menjadi pembuktian bahwa Mas Gibran lebih dari siap mengikuti kontestasi debat Cawapres "menjadi sesi debat kedua" yang akan diselenggarakan pada Jumat, 22 Desember 2023..

Dengan hasil Pilwali yang terbilang sukses tersebut, Mas Gibran saat ini masih memimpin sebuah kota dengan penduduk yang berjumlah 586 Ribu jiwa..

Ketika Cawapres lain, yang memandang dirinya lebih senior "lebih tua -- lebih banyak makan asam garam kehidupan", memandang rendah generasi muda, karena usianya, tentunya itu semua merupakan ekpresi "kegelisahan" dari kalangan orang tua ini, khawatir jika anak baru kemarin itu "berasal dari generasi milenial", dapat tampil dengan baik jika dibandingkan para senior yang selalu "pamer" pengalamannya kepada khalayak publik selama ini..

Sejatinya, serangan kepada Mas Gibran oleh pasangan Cawapres maupun Capres lainnya, menunjukkan begitu hebatnya pengaruh generasi milenial seperti Mas Gibran dalam kontestasi Pemilu kali ini.. Satu orang Mas Gibran bisa menggoncangkan mental dari kalangan generasi tua yang memandang diri mereka sebagai orang-orang hebat itu.. Kehadiran Mas Gibran terus membuat mereka sibuk mempergunjingkan status Mas Gibran dalam pencapresan pemilu 2024 mendatang, tanpa sadar, waktu dan energi yang mereka habiskan, hanya sibuk dengan mengolok-olok dan menjelek-jelekkan Mas Gibran..

Mas Gibran memang anak muda milenial yang hebat, dirinya merupakan lulusan SMA di Orchid Park Secondary School, Singapura di tahun 2002, kemudian dirinya lulus dari Management Development Institute of Singapore (MDIS) di tahun 2007, dan dirinya lulus pula di University of Technology Sydney (UTS Insearch), Australia di tahun 2010.

Mas Gibran telah "dinfluence" oleh cara berfikir dalam lingkungan internasional "rekam jejak pendidikan di Singapura dan Australia".. Maka dari itu, Mas Gibran lebih dari mampu untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi dalam konteks kehidupan global.. Perlu juga untuk diketahui, bahwa dewasa ini, generasi milenial jauh lebih adaptif dalam pergaulan internasional dibandingkan generasi sebelumnya, sebab di era ini, peluang interaksi itu tersedia dalam berbagai platform digital dan berbagai peluang kemitraan yang dibangun cukup baik dan berkembang di era saat ini..

Ini jamannya anak muda, jaman dimana spesialisasi sebuah ilmu pengetahuan tidak lagi menjadi penting, sebagaimana pendapat Tom Nichols (2017) -- dimana dirinya menyebut bahwa era dihari ini menjadi pertanda "matinya kepakaran" (the death of expertise). Alhasil, pandangan ini ikut memberikan dampak terhadap justifikasi keahlian seseorang, dimana dalam realitasnya, setiap orang yang mampu beradaptasi dengan multilingual dan multitalenta dapat menjadi leader dalam komunitasnya..

Para pencibir dan pembenci itu, tentunya sangat keliru, jika meremehkan Mas Gibran karena dirinya masih muda, justru usia muda yang dimilikinya merupakan keuntungan sekaligus kekuatan yang diperlukan untuk mendorong banyaknya inovasi dalam pengambilan Keputusan bernegara dimasa-masa mendatang..

Mas Gibran saat ini seperti yang kita ketahui, masih menjadi Mas Wali, di Kota Solo.. Begitu egaliternya panggilan Mas Wali yang ditujukan kepada sosok anak muda seperti Mas Gibran, dimana dirinya memikul tanggung jawab besar, sebagai kepala daerah dan kepala pemerintahan di sebuah Kota Administrasi di Pulau Jawa.. Inilah yang membuat warga solo ketika datang ke pusat pelayanan di Balai Kota, tidak memandang bertemu dengan Pejabat, melainkan dirinya dipandang sebagai teman, Sahabat, Kakak, Adik, Anak dan Mas dari beragam latarbelakang warga Masyarakat di Kota Solo..

Sebagai Mas Wali, Mas Gibran sudah terbiasa menghadapi masalah dan keluhan dari masyarakat Kota yang begitu majemuk.. Mulai dari kalangan Anak Sekolah, remaja, Ibu-Ibu, orang tua, para Lansia, ibu Rumah Tangga, para petani, para pedagang, dan lain sebagainya, yang menjadikan masyarakat dibawah "pengayoman" pemerintahan yang di pimpinnya, banyak memberikan referensi kepada Mas Gibran untuk dapat menghadapi berbagai masalah di sektor ekonomi (ekonomi kerakyatan dan ekonomi digital), keuangan, investasi pajak, perdagangan, pengelolaan APBN-APBD, infrastruktur, dan perkotaan dalam Agenda Debat Cawapres (rangkaian debat kedua Pilpres 2024)..

Mas Gibran saat ini, bukanlah anak muda yang baru selesai menempuh pendidikan di universitas "fresh graduate", melainkan seorang pemimpin muda yang telah diberikan mandat oleh Pemilu di Kota Solo.. Sejalan dengan realitas ini, narasi apapun yang berusaha meremehkan Mas Gibran, sejatinya tidak akan mengurangi sedikitpun kualitas personal Mas Gibran yang sudah teruji memimpin sebuah Kota dengan kompleksitas masalahnya..

Sebagian dari orang-orang yang memandang dirinya sebagai akademisi kampus, bergelar doktoral dan profesor, menjadi pembicara favorit di kelas kelas Kemahasiswaan.. Namun, penguasaan ilmu yang dikembangkan dalam dunia kampus tersebut, sedikit banyak merupakan akumulasi dari pengajaran teori belaka, hal ini berbeda dengan ilmu dan pengetahuan yang lahir dalam praktek kehidupan nyata, dimana praktek mengelola keluhan masyarakat, memimpin birokrasi yang bertanggung jawab secara langsung kepada rakyat, praktek mengelola kapasitas fiscal daerah, mendorong industri kreatif berbasis digital di kota Solo, kesemua hal tersebut tidak bisa dipelajari melalui buku buku pengetahuan semata (hanya duduk diam mendengarkan ceramah di ruang kelas).. Melainkan, itu semua menjadi akumulasi dari pengalaman kepemimpinan di sebuah jabatan Publik yang bertugas mengabdi dan melayani kepentingan masyarakat secara luas..

Untuk memberikan studi evidence base, terkait kesuksesan Mas Gibran sebagai Wali Kota Solo, kita dapat melihat beberapa variabel selama Mas Gibran memimpin sebagai Wali Kota diantaranya:

1). Mas Gibran memiliki pencapaian hebat dalam menurunkan jumlah dan Persentase warga miskin di Kota Surakarta (sekalipun menghadapi masa-masa sulit Pandemi dengan kecenderungan pandemi mendorong peningkatan pengangguran dan kemiskinan).

Dalam laporan Susenas Kota Surakarta update pertanggal 16 Oktober 2023, persentase angka kemiskinan pada tahun 2021 ketika pertama kali Mas Gibran menjabat sebagai Walikota Solo sebesar 9,4% (48,79 ribu jiwa), kemudian mengalami penurunan kembali pada tahun 2022 sebesar 8,84% (45,94 ribu jiwa), dan di tahun 2023 persentase kemiskinan turun lagi diangka 8,44% (43,89 ribu jiwa)..

Kondisi penurunan kemiskinan yang terjadi dibawah komando Mas Wali di Kota Solo, selama 3 tahun terakhir, cukup mengejutkan sebab sejak 2020 sampai menjelang akhir 2022, kondisi perekonomian di Indonesia maupun secara global mengalami kontraksi hebat akibat Pandemi Covid 19 yang pernah melanda dunia.. Sekalipun pada tahun 2023 menjadi akhir dari pandemi, namun, tidak banyak negara di dunia yang bisa pulih lebih cepat, dikarenakan perlambatan ekonomi dan penyerapan lapangan kerja yang rendah pasca Pandemi Covid 19. Sekali lagi Mas Gibran mampu menunjukkan kinerjanya berada pada jalur yang konsisten menurunkan angka kemiskinan di Kota Solo..

2). Mas Gibran berhasil mendorong pertumbuhan ekonomi di kota Solo secara baik dan stabil (sekalipun di himpit oleh berbagai hambatan ekonomi dimasa Pandemi)..

Seperti yang kita ketahui, sejak tahun 2020 akibat dari menyebarnya Pandemi Covid 19 di Indonesia, pada masa itu, terjadi perlambatan pergerakan ekonomi di seluruh dunia, tidak terkecuali gejala yang sama juga dialami oleh Indonesia.. Kota solo pada sepanjang tahun 2020 mengalami pertumbuhan ekonomi "PDRB" negatif di angka minus -1,76% (pada masa itu Mas Gibran mengikuti Pemilu dan terpilih pada bulan Desember 2020, kemudian baru dilantik pada bulan februari 2021)..

Dalam waktu singkat disepanjang tahun 2021, Mas Gibran kemudian bekerja memperbaiki kondisi perekonomian Kota Solo dan berhasil mencapai rebound PDRB dari angka negatif pada tahun sebelumnya, kemudian mencetak rekor pertumbuhan di angka 4,01% di tahun 2021.. Tidak hanya sampai disitu, sekali lagi ditahun 2022 pertumbuhan ekonomi Kota Solo terus beranjak naik ke angka 6,25%..

Berdasarkan data yang diterbitkan oleh BPS Kota Surakarta, di Tahun 2022, pergerakan ekonomi di Kota Surakarta di dorong oleh sektor terbesar pertama yaitu sektor penyediaan makan dan minum mencapai 43,62%, kemudian di susul oleh sektor industri pengolahan mencapai 5,72%, selanjutnya oleh sektor perdagangan besar dan kecil mencapai 4,6%..

Kemampuan Mas Gibran mengelola pemerintahan di Balai Kota secara efisien, terutama men-delivery kebutuhan warga Solo dimasa pandemi, dengan segera menghidupkan pasar-pasar yang sempat lesu, dengan berusaha mengadaptasi kebutuhan dimasa pandemi, ternyata terbukti berhasil.. Dirinya berulang kali turun langsung ke Pasar-Pasar di Kota Solo, untuk memimpin langsung penanganan pandemi dan Upaya merevitalisasi Pasar..

So, jangan memandang rendah, hasil kerja keras seorang Mas Wali yang terbilang masih muda, tetapi mampu bekerja dengan sangat baik memimpin Kota Solo menuju daerah yang terus berbenah dan terus menata kebutuhan Pembangunan esensial di kotanya (bukan rajin mendebat orang lain)..

Maka dari itu, janganlah alasan kebencian membuat kita tidak mampu berbuat adil terhadap karya-karya orang lain, sekalipun orang itu berusia lebih muda dibandingkan kita.. Boleh jadi anda memiliki prefrensi berbeda soal pilihan politik, namun, tidaklah baik jika preferensi tersebut di kotori dengan pikiran dan hati yang dipenuhi perasaan kebencian, apalagi kebencian itu dialamatkan kepada sosok muda seperti Mas Gibran, yang akan terus berkembang dan menyempurnakan pengalaman dirinya sebagai pemimpin muda, yang terus berusaha berbuat yang terbaik bagi masyarakat, Bangsa, dan Negara..

Horas,

Maturnuwun,

Wa Wa Wa

Hormat Kami,

Willem Wandik S.Sos

Waketum DPP PD Demokrat

Dewan Pakar TKN Prabowo Gibran Presiden 2024

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun