Mohon tunggu...
PPK OrmawaIMM
PPK OrmawaIMM Mohon Tunggu... Mahasiswa - PPK ORMAWA IMM FAI UMY

Akun Resmi PPKO IMM FAI UMY

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Mengoptimalkan Potensi Desa Argomulyo dengan Pelatihan Pengelolahan Desa Wisata yang Berdaya Saing

30 Agustus 2024   02:20 Diperbarui: 30 Agustus 2024   02:20 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            Materi ini membahas tentang cara memaksimalkan potensi wisata yang ada di Kalurahan Argomulyo agar dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat. Dengan mengoptimalkan berbagai potensi wisata alam, budaya, dan kuliner, diharapkan pendapatan masyarakat dapat meningkat dan keberlanjutan pariwisata dapat terjaga.

Melalui pelatihan ini, diharapkan Pokdarwis dan pengelola desa wisata di Kalurahan Argomulyo dapat mengembangkan kemampuan manajerial dan meningkatkan daya saing, sehingga mampu menarik lebih banyak wisatawan dan berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. semangat dan gotong royong serta inovasi warganya, Kalurahan Argomulyo siap menjadi destinasi wisata unggulan yang mengedepankan kearifan lokal dan keberlanjutan.

Pelatihan Hari ke-dua

Desa wisata telah menjadi salah satu daya tarik utama dalam industri pariwisata di Indonesia. Dengan kekayaan alam, budaya, dan tradisi yang unik, desa wisata menawarkan pengalaman yang autentik bagi wisatawan, serta berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal. Namun, untuk mencapai potensi maksimalnya, desa wisata harus memiliki strategi yang tepat dalam menyusun dan memasarkan paket wisata. Dengan memanfaatkan konsep Pentahelix dan penerapan pelayanan prima, desa wisata dapat meningkatkan daya saing dan menarik lebih banyak wisatawan.

Penyusunan paket wisata merupakan langkah krusial dalam mengembangkan daya tarik desa wisata. Paket wisata yang menarik tidak hanya menawarkan kunjungan ke berbagai tempat, tetapi juga memberikan pengalaman yang menyeluruh dan berkesan. Proses penyusunan ini melibatkan identifikasi dan pengemasan berbagai potensi wisata, seperti atraksi alam, kegiatan budaya, kuliner lokal, dan kerajinan tangan yang dapat dinikmati oleh wisatawan.

Praktisi dari berbagai desa wisata menekankan pentingnya menyesuaikan paket wisata dengan karakteristik dan kebutuhan pasar. Misalnya, untuk wisatawan milenial yang menginginkan pengalaman unik dan berfoto ria, paket wisata bisa mencakup trekking ke lokasi-lokasi fotogenik, workshop kerajinan tangan, atau menikmati makanan tradisional di rumah warga. Sementara untuk keluarga, paket wisata dapat difokuskan pada kegiatan edukasi, seperti mengenal proses pembuatan batik atau bercocok tanam. Dengan menyusun paket wisata yang bervariasi, desa wisata dapat memperluas segmen pasar dan meningkatkan kunjungan wisatawan.

Dalam praktek pembuatan paket wisata, desa wisata perlu menerapkan konsep Pentahelix, yaitu kolaborasi antara lima elemen penting: pemerintah, akademisi, pelaku usaha, komunitas, dan media. Konsep ini menekankan pentingnya kerja sama yang erat antara berbagai pihak untuk mengembangkan pariwisata yang berkelanjutan dan inklusif.

  1. Pemerintah: Berperan dalam memberikan regulasi, dukungan infrastruktur, dan promosi kebijakan yang ramah pariwisata.
  2. Akademisi: Memberikan kajian ilmiah, riset pasar, dan pelatihan bagi masyarakat tentang praktik-praktik pariwisata yang berkelanjutan.
  3. Pelaku Usaha: Meliputi pengusaha lokal yang menyediakan akomodasi, transportasi, kuliner, dan suvenir, serta bekerja sama dengan desa wisata untuk menciptakan paket wisata yang menarik.
  4. Komunitas: Masyarakat lokal sebagai aktor utama yang menjalankan dan mengelola kegiatan wisata sehari-hari.
  5. Media: Memainkan peran penting dalam mempromosikan paket wisata dan meningkatkan visibilitas desa wisata kepada khalayak luas.

Pelayanan prima adalah elemen kunci yang tidak boleh diabaikan dalam pengelolaan desa wisata. Materi dari AERI Yogyakarta menekankan bahwa pelayanan yang baik mencakup keramahan, kecepatan, ketepatan, dan empati dalam melayani wisatawan. Dalam konteks desa wisata, pelayanan prima berarti memastikan setiap wisatawan merasa dihargai dan dilayani dengan baik sejak tiba hingga mereka meninggalkan desa. Pelayanan prima mencakup semua aspek interaksi, mulai dari menyambut wisatawan dengan senyum ramah, memberikan informasi yang akurat tentang kegiatan wisata, hingga memastikan kebersihan dan kenyamanan homestay. Kualitas pelayanan ini akan membangun citra positif desa wisata di mata wisatawan, sehingga meningkatkan kemungkinan kunjungan ulang dan rekomendasi dari mulut ke mulut.

Mengelola desa wisata bukanlah tugas yang mudah; diperlukan manajemen yang baik dan inovasi untuk mengatasi berbagai tantangan yang mungkin muncul. Salah satu tantangan utama adalah memastikan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat dalam pengembangan desa wisata. Ini mencakup pelibatan warga dalam kegiatan pariwisata, pelatihan untuk meningkatkan keterampilan, dan pemberdayaan ekonomi lokal.

PPKO IMM FAI UMY
PPKO IMM FAI UMY

Desa wisata juga perlu beradaptasi dengan perubahan tren pariwisata global, seperti meningkatnya permintaan untuk wisata berkelanjutan dan berbasis pengalaman. Misalnya, desa wisata dapat mengembangkan paket wisata berbasis ekowisata, yang mengedepankan konservasi lingkungan, atau wisata edukasi yang menawarkan pembelajaran interaktif tentang budaya lokal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun