Dikunjung sunyi
Di ambang pintu gereja
Dosa-dosa meletup menghampiri kefanaan.
Tangan, ku celupkan ke air suci
Dosa-dosa ku meronta. Memberontak.
Aku duduk dan kemudian berlutut
Sangat naif, pikirku. Kenapa sedemikian sadar?
Sunyi itu menghampiri kediaman hati-ku
Ia memeriksa dan menyimak.
Mulutku tak henti merapal mantra ampun dan maaf.
Sedemikian sulit padahal mengucapkan ampun dan maaf.
Ucapku kepada sunyi itu: biarkanlah engkau menetap, tidak apa. Untuk selama-lamanya.
"pulanglah dalam damai-ku" ia menyahut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H