Dikunjung sunyi
Di ambang pintu gereja
Dosa-dosa meletup menghampiri kefanaan.
Tangan, ku celupkan ke air suci
Dosa-dosa ku meronta. Memberontak.
Aku duduk dan kemudian berlutut
Sangat naif, pikirku. Kenapa sedemikian sadar?
Sunyi itu menghampiri kediaman hati-ku
Ia memeriksa dan menyimak.
Mulutku tak henti merapal mantra ampun dan maaf.
Sedemikian sulit padahal mengucapkan ampun dan maaf.
Ucapku kepada sunyi itu: biarkanlah engkau menetap, tidak apa. Untuk selama-lamanya.
"pulanglah dalam damai-ku" ia menyahut.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI