4) Rela mengorbankan diri untuk mencapai tujuan.
-Rela mengorbankan diri untuk suatu tujuan adalah hal yang biasa bagi semua orang fanatik, apakah itu terkait dengan agama, politik, dunia hiburan, hobi, atau lainnya.
- Selain dirinya sendiri, seorang fanatik bahkan rela mengorbankanorang-orang terdekatnya, untuk menunjukkan kerelaanya kepada "tujuan mulia," atau jika dia seorang pemimpin nasional yang lebih suka mengorbankan warganya ketimbang harus berunding atau menyerah.
Fanatisme dan Fundamentalisme: Kembar tak identik
Perbedaan utama Fanatisme dan Fundamentalisme adalah, bila fundamentalisme lebih kepada fenomena sikap (atitiude), berhubungan dengan suatu pandangan dunia tertentu, misalnya Perempuan muslim harus memakai cadar, sebagai sikap menuruti ajaran Islam yang diyakininya. Sementara fanatisme lebih kepada sebuah fenomena prilaku, misalnya fans klub sepakbola, hobi seperti main game, dsb.
Misalnya, tak semua jenis fanatisme diambil dari pandangan dunia (contohnya fanatisme yang berhubungan dengan olahraga, hiburan atau hobi), sementara fundamentalisme selalu berdasarkan pada suatu pandangan dunia tertentu. Fundmentalis percaya bahwa pandangan dunianya harus dipatuhi oleh semua orang. Jika fundamentalisme hanya menunjukkan sikap "Ini Kami, hormati sikap kami", tak terlalu menjadi masalah, tetapi bila sudah mulai bertindak ekstrim memakai kekerasan untuk memaksakan sikapnya kepada orang lain, itu sudah mendekati terorisme. Sementara fanatik, sebagian berbuat begitu, sebagian tidak. Contohnya fanatik politik , orang-orang yang fanatik politik tidak selalu memegang teguh pandangan dunianya (ideologi)pandangan dunia (ideologi)dalam ideologi, pada masa puncak Fasisme dan Nazisme pada tahun 1930-an, banyak elit partai komunis di Eropa, salah satunya adalah Partai Komunis Belanda, banyak elit Partai Komunis Belanda  berubah haluan ideologi menjadi Fasisme dan nazisme. Atau ketika runtuhnya rejim komunisme di Eropa, banyak elit partai komunis berubah drastis menjadi sangat liberal. Sementara Fundamentalisme tak akan pernah berubah pandangan dunianya, orang fundamentalis memegang teguh pandangan dunianya sampai akhir hayat.
Pada akhirnya, kita perlu memahami bahwa meskipun fanatisme dan fundamentalisme bukan kembar identik, dalam prakteknya keduanya seringkali berhubungan satu sama lain.