Mohon tunggu...
Mohamad Irvan Irfan
Mohamad Irvan Irfan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan Aktifis Sosial

Sedang belajar jadi Penulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Fanatisme Tak Selalu Negatif, namun Tetap Diwaspadai

29 Maret 2019   22:20 Diperbarui: 11 Desember 2019   23:32 811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karakteristik
Berikut ini adalah karakteristik-karakteristik utama orang fanatik. Namun perlu diingat bahwa dengan melihat hanya satu atau beberapa karakteristik dibawah ini di dalam pribadi seseorang tak cukup untuk menyimpulkan kepribadiannya. Namun kita punya argumen bahwa seseorang yang banyak memiliki sifat prilaku berikut ini cenderung mengarah kepada fanatisme, dan membantu kita mengidentifikasi pikiran dan prilaku fanatik.
1) Keyakinan tak tergoyahkan atas kebenaran absolut dari pemahamannya.  Sebelumnya kita pahami dulu bahwa banyak orang yang setia dan taat pada suatu agama, ideologi, dan sistem politik tertentu tanpa menjadi orang fanatik. 

Orang-orang yang kukuh memegang prinsip dihormati sebagai orang berkeyakinan teguh dan bukan orang fanatik. Malahan orang-orang yang berjuang tanpa egois dan tanpa lelah demi perubahan sosial dianggap sebagai pahlawan.  Jadi apa yang membedakan orang fanatik dengan orang yang berkeyakinan teguh?

- Fanatik adalah orang-orang dogmatis yang teori, ideologi dan solusi yang diajukan adalah mutlak benar di mata mereka sendiri. Pada saat yang sama orang-orang fanatik menghindari pemikiran kritis ketika mereka tak mampu melihat argumen-argumen dan fakta-fakta yang menyangkal solusinya.

- fanatik relijius menerima begitu saja ayat-ayat kitab suci, tanpa perlu diinterpretasikan atau diaplikasikan sesuai waktu kekinian dan pengalaman manusia. Disini ada titik temu antara fundamentalisme relijius dengan fanatisme relijius.

- Keyakinan fanatik berjalan berdampingan dengan ketidak percayaan fanatis terhadap realitas dan menyangkal fakta-fakta yang kelihatan jelas. Jadi dalam pandangan orang fanatik realitas yang tidak mendukung keyakinannya mesti ditolak.

- Fanatisme menentang demokrasi dan masyarakat sipil karena, demokrasi dan masyarakat sipil mendukung toleransi, dan kebebasan berpikir.

2) memaksakan keyakinannya kepada orang lain.
- Orang fanatik itu lebih dari sekedar berpikiran sempit atau orang yang dogmatis. Orang fanatik mencoba dengan sangat bersemangat dengan cara apapun untuk memaksakan keyakinannya kepada orang lain.

- Pada hakikatnya fanatisme yakin kepada supremasi gagasan-gagasanya, atas alasan itulah ia ingin memaksakannya kepada orang lain dan menindas dan menyingkirkan orang-orang yang memiliki pendapat yang berbeda.

- Orang-orang fanatik berusaha mematikan pluralitas pendapat dengan berbagai cara, sehingga kebenaran mereka bisa berkuasa dan tersebar luas. Bila tak sukses dengan metode verbal maka kekerasan dan pembunuhan digunakan. Pada titik ini kita melihat titik temu dengan terorisme.

3) Pandangan dunia yang dualistik

- Dalam fanatisme ada pembedaan kita dan mereka. Bagi fanatisme mereka yang berseberangan sikapnya atau berbeda pendapatnya adalah musuh. Jadi dunia dilihat bukan hanya semata orang-orang dengan kebajikan dan keburukannya, tapi telah menjadi medan pertempuran antara cahaya terang dan kegelapan,  kebajikan dan kejahatan. Musuh harus dikalahkan dengan berbagai cara, bila cara-cara damai tak bisa mengalahkan, cara-cara kekerasan pun digunakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun