Mohon tunggu...
Azya Butsaina Dyazhra
Azya Butsaina Dyazhra Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Nama : Azya Butsaina Dyazhra, Lahir : Padang Panjang pada Kamis, 11 Maret 2010, beragama Islam. Hobi : menulis, membaca, menyanyi, mengambar dan memasak. Kategori tulisan paling disukai cerpen, diary dan Topik Pilihan Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta Dalam Masakan Ayam Lado Hijau Koto Gadang

6 Oktober 2024   09:28 Diperbarui: 7 Oktober 2024   20:17 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerita tentang betapa istimewanya masakan Ayam Lado Hijau Koto Gadang. Masakan yang selalu membuat orang tuaku baper. 'Pasti mereka kangen banget,' Gumamku sambil tersenyum.

Tanpa sepengetahuan orang tuaku. Setelah sarapan aku memutuskan untuk menelepon Nenekku. "Nek apa kabar? Aku ingin tanya resep Ayam Lado Hijau Koto Gadang?"
Dari ujung telepon suara Nenek terdengar ceria. "Oh Dyaz! Itu masakan favorit Ibu dan Ayahmu! Tentu bisa, Nak. Siapkan kertas dan pulpen ya."

Aku mengambil kertas dan mulai menuliskan resep yang disampaikan  nenek. "Bahan- bahannya siapkan 1 ekor ayam yang beratnya 2 kg. 500 gram cabai hijau. 250 gram bawang merah. 5 butir bawang putih, digeprek. Sebatang serai, dimemarkan.

Adapula daun-daun, 5 lembar daun jeruk, 2 lembar daun salam, dan bumbu khas 3 cm lengkuas, digeprek, 2 cm jahe, 500 ml santan. Ditambah dengan 5 buah jeruk kasturi, royco rasa ayam 1/2 bungkus tergantung selera. Boleh ditukar dengan gula pasir, 1 sendok sayur minyak kelapa asli yang besar untuk menggoreng bumbu dan cabai.

"Jangan lupa yang terpenting adalah cinta dalam memasak!" Ucap Nenekku. Aku  tersenyum lebar. Meski aku sedikit bingung dengan beberapa bumbu yang disebutkan, semangatku tak akan padam.

Setelah mengakhiri percakapan. Aku mematikan telefonku dengan Nenek. Aku langsung melesat ke pasar.

Di pasar, aku berkeliling mencari bahan-bahan yang terdaftar. Aku merasakan kebahagiaan tersendiri ketika bisa memilih bahan segar. Namun saat berusaha menemukan cabai hijau. Aku mulai merasa frustasi. 'Di mana cabai hijau itu?' Gumamku. Setelah bertanya kepada seorang pedagang sayur.

"Permisi, Pak. Di mana ya aku bisa menemukan gerai yang menjual cabai hijau?" Tanyaku. "Oh, itu ada di ujung pasar, sebelah kiri. Gerai Bu Wati, biasanya lengkap." Jawab pedagang dengan ramah. "Terima kasih banyak, Pak!" Ucapku sambil tersenyum. Dan aku segera bergegas menuju gerai Bu Wati.

Setelah beberapa menit mencari. Aku akhirnya menemukan gerai yang dimaksud. Aku pun membeli beberapa cabai hijau segar dan merasa lega. Namun saat aku berbalik untuk pergi. Mataku menangkap sosok seorang pria mencurigakan yang bergerak cepat di dekat gerai.

Aku memperhatikan dengan seksama. Pria itu tampak mengintip. Lalu tiba-tiba meraih barang belanjaanku dan cabai hijau yang baru kubawa ditangan. Aku berusaha melarikan diri dan merasa hatiku bergetar.

"Eh! Itu mencuri!" teriakku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun