Malam yang indah aku menatap indahnya bintang yang begitu sempurna cantiknya. Sekilas terbayang di fikiranku ingin menatap bintang bersama istriku, kalau di fikir-fikir pekerjaan Alhamdulillah sudah bisa menghidupi hidup calon istriku. Ehhm,, jatuh cinta saja belum pernah.Â
Selama ini aku hanya fokus dengan studi dan karirku, sudah saatnya aku mencari tulang rusukku. Sementara ibu dan ayah sering bertanya "Nak, kapan ibu dan ayah punya cucu"? Pasti pertanyaan itu yang tiada henti-hentinya muncul difikiran ayah dan ibu, aku hanya diam dan tidak memperdulikannya.
Sudah 25 tahun aku belum menemukan cinta sejatiku, perempuan yang bisa menerima kekuranganku dan menyempurnakan ibadahku. Â
Pukul 05:00 pagi aku bangun dan sholat terus mengaji, selesai mengaji aku pergi ke rumah teman yang letaknya tidak begitu jauh dari rumahku. Belum sampai dirumah teman tiba-tiba di tengah jalan tidak sengaja aku menemukan dompet warna hitam.
Terus aku membuka dompet itu kulihat isinya dan mencari alamat yang ada di KTP, dan SIM bapak itu. Kulangkahkan kaki pergi ke alamat ini lumayan jauhnya, tak sempat aku ambil motor karena tujuanku pertama pergi kerumah teman. Satu jam kemudian akhirnya aku menemukan alamat bapak itu.
"Assalamualaikum"
"Walaikumussalam, iya cari siapa"?
Masya allah, sungguh cantik jelita tidak ku sangka seorang gadis yang membuka pintu. Sampai-sampai hati ini tidak henti-hentinya berdegup kencang. Apakah ini namanya cinta pandangan pertama?
"Apa betul ini rumahnya pak herman"?
"Iya ini rumah pak herman, silahkan masuk. Saya mau beritahu pak herman ada tamu"
Sementara gadis itu memanggil pak herman aku mencoba tidak terlihat gugup seperti tadi. Gadis itu sungguh cantik dengan pakaian syar'i itu.Â
"Pak herman ingin kamu pergi kekamarnya karena bapak sedang sakit jadi tidak bisa keluar kamar"Â
Aku mengikuti gadis itu kekamar pak herman. Tidak kusangka pak herman sudah begitu tua.
"Assalamualaikum pak"
"Walaikumussalam iya ada apa dek"?
"Begini pak, nggak sengaja tadi saya menemukan dompet bapak jatuh di tengah jalan dan maaf saya membukanya untuk cari tau alamat bapak"
"Alhamdulillah, makasih banyak nak. Saya barusan kecelakaan, jadi saya nggak tau kalau dompet saya jatuh"
"Sama-sama pak, saya ikhlas dan sudah kewajiban untunk saling tolong menolong sesama saudara"
"Terus kamu sama siapa kesini"?
"Sendiri pak. Ohiya bagaimana keadaan sekarang pak"?
"Alhamdulillah sudah agak baikan nak, apa kamu sudah punya pendamping hidup"?
"Hm, kebetulan belum punya pak"
"Nak, saya percaya padamu. Saya mau kamu menjadi pendamping hidup anak saya. Sudah lama saya mencari sosok lelaki seperti dirimu yang jujur untuk mendampingi anak saya, dari gaya bicaramu sudah kelihatan kalau kamu itu anak yang baik"
"Apa bapak tidak salah memilih saya menjadi pendamping hidup anak bapak? Saya hanya seorang lelaki sederhana yang banyak kekurangan"
"Saya yakin kamu anak baik-baik"
"Ee kalau boleh tau anak bapak yang mana"?
"Anak saya perempuan tadi yang buka pintu untuk kamu nak"
"Masya allah, sungguh saya telah jatuh cinta pertama kali melihat anak bapak"
"Alhamdulillah kalau begitu, kamu anak yang tepat untuk mendampingi anak saya"
"Makasih banyak telah percaya sama saya pak"
"Saya serahkan anak saya untuk kamu semoga kamu bisa menjaga anak saya dengan baik"
"Semoga saya bisa menjadi imam yang baik buat anak bapak, baiklah saya pulang dulu pak saya sudah tidak sabar menceritakan ini kepada ayah dan ibu saya. sekali lagi makasih banyak pak  Assalamualaikum"
Dengan hati yang senang saya pulang kerumah, sudah tidak sabar lagi menceritakan ini kepada ayah dan ibu.
"Assalamualaikum. Ayah ibu, ada berita gembira buat ayah dan ibu"
"Iya nak. Ada apa"?
"Ayah ibu aku mau kasih kabar kalau aku mau melamar seorang gadis dan pasti ayah dan ibu sangat menyukainya, aku yakin"
"Alhamdulillah, cepat nak bawa ayah dan ibu kerumah gadis itu untuk melamarnya"
Tanpa fikir panjang ayah dan ibu mngiyakan dan merencanakan semua dengan cepat, akhirnya aku ayah dan ibu pergi kerumah pak herman untuk melamar gadis yang bisa membuat hati ini berdegup kencang.
Akhirnya hari itu tiba dimana aku sudah mempunyai pendamping hidup, dan kini yang aku impikan menjadi kenyataan melihat bintang yang bersinar dan cantik bersama istri sholehah.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI