c.Alur Cerita dan Kritik Sosial:
Ronggeng Dukuh Paruk mengisahkan perjalanan hidup Srintil, seorang gadis dari Dukuh Paruk, yang dipercaya memiliki "wahyu ronggeng" setelah insiden tragis yang menewaskan keluarganya. Ia menjadi ronggeng, sebuah profesi yang diagungkan tetapi juga menempatkannya dalam posisi rentan sebagai objek hiburan dan eksploitasi.
Rasus, teman masa kecil Srintil yang mencintainya, tidak setuju dengan jalan hidup Srintil dan memilih meninggalkan Dukuh Paruk untuk menjadi tentara. Sementara itu, Srintil terjebak dalam kehidupan ronggeng yang penuh tekanan sosial dan kehancuran moral.
Kehidupan Srintil semakin rumit ketika ia dan masyarakat Dukuh Paruk terseret dalam konflik politik pasca-Peristiwa 1965, yang berakhir dengan tragedi dan kehancuran Dukuh Paruk.
Dengan teori Goldmann, Ronggeng Dukuh Paruk tidak hanya menjadi cerita tentang kehidupan Srintil, tetapi juga cerminan kondisi sosial masyarakat Indonesia, terutama kelas bawah yang terpinggirkan oleh tradisi, kemiskinan, dan konflik politik. Ahmad Tohari menghubungkan struktur sosial ini dengan pandangan dunia masyarakat pedesaan untuk menggambarkan perubahan zaman dan dampaknya pada individu.
DAFTAR PUSTAKA
Kamila, A., Fathurohman, I., & Kanzunnudin, M. (2023). Fakta Kemanusiaan dalam Novel Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari Kajian Strukturalisme Genetik Lucien Goldmann. Edukasiana: Jurnal Inovasi Pendidikan, 2(1), 33-39.
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H