Mohon tunggu...
Popi lestari
Popi lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia ( Universitas Muhammadiyah A.R. Fachruddin)

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Mengurai Hubungan Sastra dan Masyarakat: Analisis Novel Ronggeng Dukuh Paruk melalui Pendekatan Sosiologi Sastra Lucien Goldmann

24 Desember 2024   09:49 Diperbarui: 24 Desember 2024   09:49 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

c.Alur Cerita dan Kritik Sosial:

Ronggeng Dukuh Paruk mengisahkan perjalanan hidup Srintil, seorang gadis dari Dukuh Paruk, yang dipercaya memiliki "wahyu ronggeng" setelah insiden tragis yang menewaskan keluarganya. Ia menjadi ronggeng, sebuah profesi yang diagungkan tetapi juga menempatkannya dalam posisi rentan sebagai objek hiburan dan eksploitasi.

Rasus, teman masa kecil Srintil yang mencintainya, tidak setuju dengan jalan hidup Srintil dan memilih meninggalkan Dukuh Paruk untuk menjadi tentara. Sementara itu, Srintil terjebak dalam kehidupan ronggeng yang penuh tekanan sosial dan kehancuran moral.

Kehidupan Srintil semakin rumit ketika ia dan masyarakat Dukuh Paruk terseret dalam konflik politik pasca-Peristiwa 1965, yang berakhir dengan tragedi dan kehancuran Dukuh Paruk.

Dengan teori Goldmann, Ronggeng Dukuh Paruk tidak hanya menjadi cerita tentang kehidupan Srintil, tetapi juga cerminan kondisi sosial masyarakat Indonesia, terutama kelas bawah yang terpinggirkan oleh tradisi, kemiskinan, dan konflik politik. Ahmad Tohari menghubungkan struktur sosial ini dengan pandangan dunia masyarakat pedesaan untuk menggambarkan perubahan zaman dan dampaknya pada individu.

DAFTAR PUSTAKA

Kamila, A., Fathurohman, I., & Kanzunnudin, M. (2023). Fakta Kemanusiaan dalam Novel Ronggeng Dukuh Paruk Karya Ahmad Tohari Kajian Strukturalisme Genetik Lucien Goldmann. Edukasiana: Jurnal Inovasi Pendidikan, 2(1), 33-39.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun