Mohon tunggu...
Elmania Sastra
Elmania Sastra Mohon Tunggu... Lainnya - pegiat literasi lingkungan lembaga pendidikan tingkat SMP, MTs, MA dan SMK

pegiat literasi lingkungan lembaga pendidikan tingkat SMP, MTs, MA dan SMK. Semua tulisan ini merupakan hasil karya peserta didik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Teman Spesialnya Dori

7 November 2024   12:14 Diperbarui: 30 November 2024   08:06 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Iya aku enggak apa-apa. Kalau boleh tau namamu siapa?" Tanya Dori menanyakan namanya.

"Ah iya. Kenalkan nama ku Raska. Kau boleh memanggilku Aksa." Jawab Aksa memperkenalkan diri.

"Baiklah Aksa. Kenalkan namaku Dori." Ujar Dori balik memperkenalkan diri.

"Ah, bentar, lututmu berdarah. Sini aku obatin." Ujar Aksa sambil mengambil kapas dan obat betadin untuk mengobati dori.

Aksa pun mengobati Dori dengan hati-hati dan lembut walau Dori merasa sakit sedikit. Selesai mengobati. Aksa tak langsung pulang, melainkan ia duduk di sebelah Dori. Sambil bertanya dan bercerita lebih jauh dengan Dori.

"Dori, aku boleh nanya sesuatu gak?" Tanya Aksa kepada Dori

"Boleh, mau tanya apa?"

"Kamu tinggal sama siapa?" Tanya Aksa hati-hati

"Aku tinggal di rumah sama ayah." Jelas dori.

"Oo...aku hanya bertanya aja kok." Ujar Aksa sambil memandang pintu UKS.

Dori sedikit bingung dengan pertanyaan Aksa. Tapi ia tak permasalahkan itu. Selesai bercerita dengan Aksa, Dori pamit untuk pulang kerumah. Karena waktu sudah menunjukan 14:00 siang. Saat di perjalanan Dori was-was, ia takut dipukuli ayahnya karena ia pulang telat. Saat ia mengetok pintu dan masuk kedalam rumah tak terdengar satu orang pun di dalam rumah itu. Ia berfikir ayahnya sedang tidak ada di rumah. Sampai beberapa saat terdengar suara langkah kaki yang mendekat ke arahnya. Ternyata itu ayahnya. Dori mulai ketakutan saat melihat wajah ayanhnya yang dingin. Tetapi ayahnya tak bergemih tak seperti biasanya, "apa yang terjadi pada ayah?" pikir dori.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun