Saat Dori menyentuh secuil badan ayahnya, ayahnya ambruk dan memperlihatkan punggung ayahnya yang sudah tertusuk oleh pisau. Dori kaget bukan main. Ia benar-benar melihat ayahnya mati, ia benar-benar tak tau harus bagaimana, pikiranya seketika berantakan. Ia terduduk dan mulai menggoyangkan badan tak berdaya ayahnya.
"Ayah....ayah bangun." Pekik Dori.
"Ayah tolong jawab, bangun yah! tolong jawab ini hanya permainan ayah!" Ujar Dori yang mulai terdengar suara tangisan.
Dori menangis sejadi-jadinya ia tau ayahnya jahat kepadanya. Tetapi ia sangat sangat sayang kepada ayahnya. Hujan pun turun, guntur petir mulai terdengar dan angin yang berhembus sangat kencang di luar sana. Kini Dori benar-benar hancur. Benar-benar kehilangan sosok pangeran tak berkuda. Setelah kehilangan malaikat tak bersayap, kenapa ia harus kehilangan pangeran tak berkuda? Di saat itulah Dori merasa dirinya tak memiliki siapa-siapa. Tetapi ia tak menyadari bahwa Aksa memperhatikanya dari luar sedari tadi. "Dori. aku akan menjagamu setelah ini hingga aku menyampaikan isi hati ku."
***
Langit biru menghiasi dunia dibarengi dengan rerumputan hijau yang luas. Kini Dori berada di rerumputan hijau yang luas. Entah di mana itu tempatnya. Dori bingung saat ini. Ia tak tau ini berada. Tak lama dari kejauhan terlihat seorang wanita menggunakan baju putih dan telinga kucing dibarengi dengan rambut panjang berwarna coklat. Dori merasa tak asing dengan sosok itu pun menghampiri. Saat Wanita itu menoleh, Dori kaget. Ia tak menyangka akan bertemu dengan kak Lin.
"Kak Lin?" Tanya Dori, ia memastikan bahwa itu benar-benar kak Lin.
"Dori, ini kakak" Ujar kak Lin sambil tersenyum hangat.
Dori pun langsung memeluk kak Lin dan mulai menangis di pelukan kak Lin.
"kak Lin.. ayah sudah tiada..aku harus Bagaimana?" Tanya Dori sambil meneteskan air mata.
"Jangan khawatir Dori. Kakak sudah ada seseorang yang akan menjagamu" Ujar kak Lin pada Dori.